World Bank: Upaya Mengurangi Pembakaran Gas Global Macet

Penulis : Tim Betahita

Energi

Minggu, 08 Mei 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Sebuah kalkulasi dari Bank Dunia menyatakan bahwa upaya pengurangan pembakaran gas secara global jalan di tempat. Hal itu berlangsung selama satu dekade.

Menurut World Bank, emisi yang dihasilkan dari proses ini hampir 400 juta ton CO2 pada 2021. Dalam laporan Global Gas Flaring Tracker Report 2022 oleh Global Gas Flaring Reduction Partnership (GGFR) yang berada di bawah World Bank menunjukkan terdapat 144 miliar meter kubik pembakaran gas di fasilitas hulu migas pada tahun lalu.

Ada tujuh negara penghasil minyak dan gas suar bakar terbesar di antaranya adalah Rusia, Irak, Iran, Amerika Serikat, Venezuela, Aljazair, dan Nigeria.

Negara-negara tersebut menyumbang tiga perempat dari total gas suar bakar dan terus menjadi yang teratas selama 10 tahun terakhir.

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) bertenaga batu bara melepaskan emisi karbon dioksida, yang menjadi salah satu faktor terbesar pemanasan global saat ini. Foto: loe.org

Direktur Global untuk Praktik Global Energi dan Ekstraktif World Bank Demetrios Papathanasiou mengatakan perubahan iklim menjadi tantangan pembangunan paling menentukan pada zaman ini.

"Mengakhiri praktik pembakaran gas dan dekarbonisasi produksi minyak dan gas yang menimbulkan polusi dan pemborosan, ditambah mempercepat transisi ke energi yang lebih bersih merupakan hal mendasar untuk mengurangi [dampak] perubahan iklim," katanya seperti dikutip dari keterangan resmi, pekan ini.

Praktik ini diperkirakan telah melepaskan 361 juta ton karbon dioksida serta 39 juta ton emisi setara CO2 dalam bentuk metana, dan karbon hitam (jelaga) yang berkontribusi signifikan terhadap pemanasan global.

Laporan pada 2021 juga menunjukkan progres yang mengecewakan. Hanya Amerika Serikat yang menunjukkan keberhasilan mengurangi intensitas pembakaran gas hingga 46 persen dalam satu dekade terakhir.

Pembakaran gas dihasilkan dari kendala pasar dan ekonomi serta kurangnya regulasi dan kemauan politik yang tepat. "Banyak negara penghasil minyak sudah memiliki kebijakan untuk mengurangi pembakaran dan ventilasi gas, tetapi tidak semua pendekatan terbukti efektif,” ungkap Manajer Program GGFR Zubin Bamji.

Bank Dunia telah menyusun dana amanah dan kerangka kerja sama antara pemerintah, perusahaan migas, dan organisasi multilateral untuk mengurangi pembakaran gas di berbagai negara. Saat ini, terdapat 87 pemerintah negara dan perusahaan yang telah mendukung gerakan ini.