Pembakaran Merebak di Dogiyai, Warga Terpaksa Mengungsi

Penulis : Aryo Bhawono

HAM

Selasa, 24 Mei 2022

Editor : Raden Ariyo Wicaksono

BETAHITA.ID -  Pembakaran pemukiman merebak di dua kampung di Kabupaten Dogiyai, Papua, yakni Ikebo dan Kimipugi. Hingga Senin lalu (23/5/2022) ratusan warga mengungsi di Pos TNI/Polri dan gereja. 

Pembakaran pemukiman ini terjadi sejak awal Mei ini. Warga pun terpaksa mengungsi karena trauma pasca pembakaran rumah dan kios di Moanemani, ibu kota Kabupaten Dogiyai dan kawasan sekitarnya pada Minggu malam (22/5/2022).

Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Mathius D Fakhiri menyatakan aksi pembakaran rumah dan kios warga itu sudah tertangani aparat gabungan TNI/Polri. Akan tetapi, warga masih trauma sehingga memilih berlindung di sejumlah pos TNI/Polri dan gereja. 

“Dampak dari pembakaran pasti ada, khususnya para pengungsi. Untuk itu, perkuatan personel sudah di sana (Dogiyai), guna mengambil langkah-langkah penanganan,” ujarnya seperti dikutip dari Jubi.

Karya seni yang memprotes kekerasan dan diskriminasi di Tanah Papua. Foto: @inisayavicky via @papuaitukita

Fakhiri mengingatkan setiap anggotanya untuk tetap mengedepankan pendekatan humanis dan persuasif, agar penanganan insiden pembakaran rumah dan kios itu tidak menimbulkan dampak lain. 

Ia menjelaskan sudah berkomunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Dogiyai. Kepolisian berharap dapat bertemu dengan Bupati (Dogiyai) dalam waktu dekat untuk membahas masalah ini dan menemukan cara merangkul semua pihak.

Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Papua, Kombes Faizal Ramadhani menyampaikan pihaknya menerima laporan bahwa sekitar 18 rumah warga dibakar pada Minggu malam dan Senin dini hari. Akibatnya, sekitar 200 warga berlindung di sejumlah pos TNI/Polri dan gereja. 

“Kami sudah lakukan tindakan kepolisian. Sebagai langkah awal, pasukan sebagian sudah digeser ke tempat kejadian perkara. Dari Nabire dan Deiyai kurang lebih 60 anggota sudah digeser ke Dogiyai, untuk melakukan penguatan di Polsek Kamu,” kata Faizal. 

Faizal menyatakan pihaknya masih mendalami kasus itu dan belum bisa berkomunikasi dengan personel di Dogiyai. Informasi yang beredar masih simpang siur, kata dia, tapi penanganan awal sudah dilakukan.

Pembakaran kios dan rumah warga di Moanemani pada Minggu malam dan Senin dini hari itu merupakan kelanjutan dari rentetan pembakaran kios dan rumah di Kabupaten Dogiyai yang mulai terjadi sejak awal Mei. 

Sekretaris Dewan Adat Papua Wilayah Dogiyai, Piet Nomouyebi Yobee mengatakan sejumlah enam unit kios dan satu apotek di Kampung Ikebo, Distrik Kamu, terbakar pada 3 Mei 2022 dini hari. Pada 7 Mei 2022, sembilan kios di Pasar Bomonani di Distrik Mapia, juga terbakar. 

“Kebakaran kembali terjadi pada 9 Mei 2022, kios pedagang di Kamu Utara terbakar. Pada 19 Mei 2022, deretan rumah milik warga non Papua di Kampung Ekemanida, Distrik Kamu terbakar,” kata Yobee saat dihubungi Jubi melalui panggilan telepon pada Senin.

Sementara itu Ketua KNPB Dogiyai, Saugas Goo menyatakan rentetan pembakaran pada Senin dini hari juga menghanguskan tiga petak rumah indekos milik warga serta Sekretariat KNPB Dogiyai di Jalan Puskesmas – Kotopa. Ia pun membantah dugaan pembakaran itu dilakukan oleh masyarakat asli Dogiyai. 

“Kios milik orang non Papua di Moanemani dan Ikebo sudah terbakar pada pukul 03.30 waktu setempat, termasuk rumah Ketua Dewan Paroki Ikebo, [dan] Emaa Owaa Milik Dewan Adat Wilayah Dogiyai. Setelah itu, sekitar pukul 03.35 WP, indekos tiga petak di dekat Sekertariat KNPB, milik warga di Dogiyai, juga dibakar, lalu Sekretariat KNPB Dogiyai juga dibakar,” kata Goo saat dihubungi Jubi melalui panggilan telepon pada Senin.