Rencana Larangan Ekspor Timah Dikritik

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Tambang

Rabu, 26 Oktober 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID - Rencana pemerintah untuk menyetop ekspor timah menuai kritik dari ekonom senior Faisal Basri. Lantaran larangan ekspor timah itu menurutnya berlaku terhadap ingot atau batang timah, yang kandungannya sebenarnya sudah 70 persen.

Menurut Faisal, Presiden Jokowi seolah menyamakan bijih nikel dengan bijih timah. Padahal bijih timah sudah dilarang untuk diekspor sejak dulu, dengan kata lain selama ini Indonesia tidak mengekspor timah dalam bentuk bijih lagi.

"Nah dia mau melarang (ekspor) ingot, batang timau itu yang sudah 70 persen. jadi yang sudah kita ekspor itu timah batangan, itu mau dilarang," ujar Faisal dalam sebuah diskusi di ASA Indonesia, Jumat (21/10/2022), dikutip dari CNN Indonesia.

Apabila Presiden Jokowi resmi melarang ekspor timah, Faizal kemudian mempertanyakan kemana PT Aneka Tambang (Antam) Tbk harus menyalurkan timah tersebut. Di luar itu, Faisal meminta pemerintah untuk memikirkan 270 juta warga Bangka Belitung yang terdampak larangan ekspor timah.

Tambang timah ilegal di kawasan hutan produksi Sungai Liat Mapur, Bangka. Foto: Istimewa

"Jadi Pak Jokowi jangan asal. Pak Jokowi ini bukan bapak rumah tangga, istri sama anak-anaknya. Ini rumah tangga 270 juta orang. Ingat itu nasib rakyat-rakyat Bangka Belitung kayak gimana dari larangannya," tegas Faisal.

Rencana larangan ekspor timah ini mencuat sejak akhir 2021. Kala itu Presiden Jokowi mengatakan akan melarang ekspor timah mulai 2024, setelah pelarangan ekspor bauksit hingga tembaga. Larangan ekspor bahan mentah ini dilakukan demi membangun hilirisasi di Indonesia. Nantinya, seluruh bahan mentah akan diolah di dalam negeri.

Saat meninjau pembangunan smelter baru PT Timah Tbk., Presiden Jokowi mengatakan, apabila perhitungannya sudah matang, ia akan segera mengumumkan pelarangan ekspor timah dimaksud.

"Saya kira kesiapan-kesiapan dari smelter baik nilai BUMN maupun nilai swasta harus kita kalkulasi semuanya ya terima kasih," kata Jokowi, Kamis (20/10/2022).

"Hari ini saya melihat smelter baru yang dimiliki oleh PT Timah. Ini menunjukkan keseriusan kita dalam rangka hilirisasi timah. Nikel sudah, timah, bauksit."

"Ini semuanya akan saya ikuti dan ini nanti akan selesai November yang kita harapkan pergerakan hilirisasi di timah akan segera mengikuti seperti yang kita lakukan di nikel tetapi kita belum berhitung kapan akan kita stop untuk ekspor bahan mentah timah," imbuh Presiden Jokowi.