IEA: Kapasitas EBT Global akan Berlipat Ganda 5 Tahun ke Depan

Penulis : Kennial Laia

Energi

Kamis, 08 Desember 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pertumbuhan kapasitas energi terbarukan global akan berlipat pada selama lima tahun mendatang, Selasa, 6 Desember 2022. Hal ini didorong oleh kekhawatiran keamanan energi setelah invasi Rusia ke Ukraina. 

Dalam laporan tahunan prospek energi terbarukan, IEA menyebut kapasitas energi terbarukan di seluruh dunia diperkirakan akan tumbuh sebesar 2.400 gigawatt (GW). Jumlah ini sama dengan seluruh kapasitas listrik China saat ini - menjadi 5.640 GW pada tahun 2027.

Kenaikan tersebut 30% lebih tinggi dari jumlah perkiraan pertumbuhan tahun lalu. Harga gas dan listrik yang tinggi akibat krisis energi global tahun ini telah membuat teknologi energi terbarukan menjadi lebih menarik minat.

Pertumbuhan itu juga didorong oleh Amerika Serikat, China, dan India yang menerapkan kebijakan dan reformasi pasar. Ini terutama untuk mendukung penyebaran energi terbarukan lebih cepat dari yang direncanakan sebelumnya. 

Ilustrasi energi terbarukan )lpbi-nu.org)

"Energi terbarukan berkembang dengan cepat, tetapi krisis energi global telah mendorong ke fase baru yang luar biasa dengan pertumbuhan yang lebih cepat. Pasalnya negara-negara berusaha mengamankan kebutuhan energinya," kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol dalam pernyataan resmi, Selasa (6/12). 

"Dunia akan menambahkan sebanyak mungkin energi terbarukan dalam lima tahun ke depan seperti yang terjadi dalam 20 tahun sebelumnya," tambahnya.

Laporan itu mengatakan energi terbarukan akan semakin berkembang, dengan menyumbang lebih dari 90% ekspansi listrik global selama lima tahun ke depan. Dengan jumlah sebesar ini, energi terbarukan akan menyalip batu bara untuk menjadi sumber listrik global terbesar pada awal 2025.

Kapasitas fotovoltaik surya global akan meningkat hampir tiga kali lipat pada tahun 2027, menjadi sumber kapasitas daya terbesar di dunia. Sementara kapasitas angin akan meningkat hampir dua kali lipat.

Di lain sisi, permintaan bahan bakar nabati akan meningkat sebesar 22% pada tahun 2027, kata laporan tersebut.