BNPB: Terjadi Puluhan Bencana di Indonesia pada Awal Desember

Penulis : Tim Betahita

Perubahan Iklim

Selasa, 13 Desember 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat puluhan kejadian bencana yang terjadi dalam rentang waktu tanggal 5 hingga 11 Desember 2022.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebut dalam rentang waktu tersebut, 24 kejadian bencana mulai dari gempa bumi hingga banjir telah terjadi di Indonesia.

"Tanggal 5-11 Desember ada 24 kejadian bencana, gempa bumi satu kali kemudian tanah longsor, cuaca ekstrem, dan banjir," ujar Abdul di acara Disaster Briefing, kemarin, seperti dikutip dari CNNIndonesia.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh BNPB, dari bencana yang terjadi sebanyak 3.888 rumah terendam, 16.421 jiwa mengungsi, dan 54 rumah rusak.

Indonesia semakin sering mengalami bencana hidrometeorologi akibat perubahan iklim. Foto udara menunjukkan situasi usai banjir bandang melanda Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada September 2020. Dok Teguh Pratama/Tim Reaksi Cepat BNPB

Sedangkan dari total keseluruhan bencana itu dengan rincian sebanyak 11 kejadian banjir, satu gempa bumi, delapan cuaca ekstrem, dan empat tanah longsor yang terjadi di 20 kabupaten/kota di Indonesia.

Artinya dari keseluruhan angka tersebut, bencana masih didominasi oleh banjir. Menurut Abdul, meskipun korban terdampak masih berjumlah belasan ribu. Tetapi, frekuensi banjir itu sendiri telah berkurang.

"Didominasi oleh banjir tapi frekuensinya berkurang meskipun untuk korban terdampak masih di belasan ribu," ucapnya.

Sebagian besar penyebab terjadinya banjir ini dikarenakan jumlah debit air di hulu. Tetapi, ada juga yang disebabkan oleh pengaruh laut atau banjir rob.

Seperti yang terjadi di Demak dan Kuningan, di sana tidak ada intensitas hujan yang signifikan, melainkan datang dari banjir rob.

Abdul menjelaskan, banjir rob ini biasanya terjadi karena air pasang yang bertemu dengan ekosistem yang kurang memadai pada bagian pesisir.

"Kalau banjir rob ini lebih banyak dipengaruhi oleh air pasang dan kondisi ekosistem di pesisir tidak cukup baik untuk bisa jadi pagar alami bagi ekosistem atau masyarakat di pesisir," kata dia.