BP Dituding Prioritaskan Bahan Bakar Fosil

Penulis : Aryo Bhawono

Energi

Jumat, 30 Desember 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  BP dituduh memprioritaskan bahan bakar fosil daripada energi hijau karena berencana menggandakan belanja proyek minyak dan gas dua kali lipat daripada investasi energi terbarukan pada tahun depan.

Dikutip dari Guardian, Indeks FTSE 100 (Financial Times Stock Exchange/ indeks pasar saham dari 100 saham perusahaan publik di Bursa London dengan kapitalisasi pasar tertinggi) tercatat belanja proyek migas hingga 7,5 miliar dolar AS. Angka ini lebih besar jika dibandingkan dengan proyek energi hijau, yang berkisar 3 miliar hingga 5 miliar dolar AS.

BP sendiri berharap meningkatkan pengeluaran untuk resilient hydrocarbons, yakni minyak dan gas, proyek penyulingan, serta bioenergi, hingga 1 miliar dolar AS pada tahun 2023.

Pada tahun 2021, mereka mengeluarkan modal hingga 12,8 miliar dolar AS dan diperkirakan akan menghabiskan 14 hingga 15 miliar dolar AS pada tahun ini. Pada rentang 2023 dan 2025 diperkirakan akan mencapai 14 - 16 miliar dolar AS per tahun.

Emisi gas metana berasal dari pembakaran gas selama produksi minyak dan gas. Foto: Leslie Von Pless via NASA

Investasi resilient hydrocarbons akan meningkat dari 9 miliar dolar AS pada tahun 2022 menjadi 10 miliar dolar AS per tahun dari tahun 2023 hingga 2025, termasuk 7,5 miliar dolar AS per tahun untuk proyek minyak dan gas.

BP bermaksud untuk menginvestasikan 3 hingga 5 miliar dolar AS per tahun untuk proyek energi rendah karbon antara tahun 2023 dan 2025, meningkat menjadi 4 miliar hingga 6 miliar dolar AS per tahun pada paruh kedua dekade ini.

BP juga berencana untuk membelanjakan lebih lanjut 2 hingga 3 miliar dolar AS di divisi pelayanan dan mobilitas, yang mencakup bisnis pengisian bahan bakar dan bisnis pengisian kendaraan listrik.

Namun, perusahaan tersebut dikritik karena tidak bergerak lebih cepat ke energi terbarukan. Kepala Kebijakan Friends of the Earth, Mike Childs, menyebutkan pembelanjaan BP menunjukkan prioritas energi mereka. 

“Sungguh mengherankan bahwa di tengah keadaan darurat iklim, BP berencana menginvestasikan miliaran dolar lebih banyak untuk bahan bakar fosil yang kian memperparah pemanasan global daripada energi terbarukan yang bersih dan hijau, kata dia.”

BP telah mengumpulkan banyak keuntungan tahun ini setelah kenaikan harga gas terjadi karena invasi Rusia ke Ukraina. 

Firma energi memperingatkan rejeki nomplok atas keuntungan mereka dapat merugikan investasi energi hijau. Namun, kepala BP, Bernard Looney, mengakui investasi di Inggris tetap dilakukan meski windfall tax diberlakukan..

Pajak atas operator minyak dan gas Laut Utara diperkenalkan oleh Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, yang dijuluki "penggila retribusi".

Looney telah berusaha untuk meningkatkan kredensial hijau BP sejak Februari 2020, ia menetapkan target untuk membuat perusahaan menjadi net zero emission pada 2050 atau lebih cepat.

Perusahaan itu telah menyatakan investasi di hulu minyak dan penyulingan harus balik modal dalam waktu kurang dari 10 tahun, sementara proyek gas harus balik modal dalam waktu 15 tahun.

“Kerangka modal yang fokus dan disiplin ini bersama dengan peluang investasi yang menarik dalam minyak dan gas diharapkan dapat memaksimalkan pengembalian,” kata perusahaan itu dalam laporan tahunannya.

Guardian sendiri memuat laporan pada Mei lalu bahwa perusahaan minyak dan gas besar sedang merencanakan sejumlah proyek besar yang mengancam target iklim 1,5C.

Kanselir, Jeremy Hunt, memperketat pajak pendapatan perusahaan minyak dan gas di Laut Utara pada bulan lalu. Namun, itu termasuk tunjangan investasi untuk proyek-proyek baru.

Childs memperingatkan pemerintah harus berhenti menjadi calo bagi raksasa bahan bakar fosil dengan pajak pendapatan yang lemah. Para menteri, kata dia, harus menaikkan tarif dan menutup celah yang mendorong perusahaan untuk berinvestasi lebih banyak di gas dan minyak. 

“Lebih banyak gas dan minyak akan menyebabkan lebih banyak panas ekstrem dan kebakaran hutan, banjir, dan badai dahsyat yang pernah kita lihat di tahun 2022,” sambungnya.

BP membayar lebih dari 800.000 poundsterling belanja kepada influencer media sosial di Inggris demi memperjuangkan investasi perusahaan dalam energi hijau awal tahun ini.

Pimpinan Green Party Inggris, Adrian Ramsay mengatakan, terlepas dari greenwashing yang raksasa bahan bakar fosil ini, jelas mereka tetap berniat menghasilkan uang sebanyak mungkin dari minyak dan gas, dan bersedia mengirim manusia semua ke neraka. 

“Berkali-kali perusahaan-perusahaan ini telah menunjukkan kepada kita bahwa mereka tidak mau mengubah tindakan mereka sejalan dengan tuntutan ilmu pengetahuan, jadi sangat penting bagi pemerintah untuk melangkah dan melakukan apa yang diperlukan untuk memberi kita kesempatan terbaik untuk melindungi lingkungan. untuk diri kita sendiri dan generasi mendatang,” kata dia.

BP memperkirakan pengeluaran untuk proyek non-migas, termasuk investasi energi terbarukan, hidrogen, dan bioenergi, akan tumbuh hingga lebih dari 40 persen dari total investasinya pada tahun 2025 dan sekitar 50 persen pada tahun 2030.

Pada bulan Oktober ia membeli perusahaan biogas AS, Archaea Energy, seharga 3,3 miliar dolar AS ditambah hutang 800 juta dolar AS. Looney diperkirakan akan memberikan kabar terbaru tentang rencana investasi BP pada bulan Februari. Perusahaannya berencana untuk menghabiskan 18 miliar poundsterling di Inggris pada akhir tahun 2030.