DPR Nilai K3 PT GNI Lemah

Penulis : Aryo Bhawono

Tambang

Jumat, 13 Januari 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  DPR menganggap penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Smelter PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) lemah. Mereka akan membentuk Panitia Kerja (Panja) karena perusahaan dirasa tak memberikan informasi komprehensif saat menemui kunjungan Tim Komisi VII pasca kebakaran yang menewaskan dua pekerja. 

Anggota Komisi VII DPR RI Nurhasan Zaidi penerapan K3 di smelter nikel PT GNI terlalu lemah. Padahal perusahaan itu masuk dalam proyek strategis nasional PSN dengan nilai investasi senilai Rp 27 triliun.

"Saya melihat proyek PT GNI yang sudah berjalan tiga tahun seharusnya progresnya sudah lebih rapi dan cepat, terutama terkait persoalan K3 yang lemah, sehingga mengakibatkan adanya insiden hingga  merenggut nyawa dua pegawainya. Oleh sebab itu sudah seharusnya proyek industri dengan nilai triliunan bisa lebih baik lagi kedepannya," ucapnya seperti dikutip dari Parlementaria

Politisi PKS menilai dari hasil pertemuan hari ini, antara Tim Kunjungan Komisi VII dan jajaran pihak GNI tidak komprehensif. Perusahaan seharusnya memaparkan kondisi secara transparan dan utuh namun di hadapan anggota parlemen mereka tidak menghadirkan informasi itu. 

ilustrasi smelter tembaga. (Britannica)

"Saya menilai paparan daripada pihak GNI tidak terjawab secara komprehensif, untuk itu Komisi VII mengusulkan adanya Panitia Kerja (Panja) agar insiden yang terjadi pada Desember 2022 lalu, memiliki titik temu. Apa yang menjadi penyebab dari pada kebakaran tersebut," jelasnya.

Kondisi sekitar perusahaan sendiri jauh dari cita-cita pemerintah untuk menjadi kawasan industri hijau. Ia justru mendapati kawasan industri tersebut tidak sehat dan ramah lingkungan dengan aktivitasnya. 

Anggota Komisi VII DPR, Nasyirul Falah Amru, menekankan pihak perusahaan harus memperhatikan keselamatan karyawannya. Pasalnya setelah meninjau langsung ke lokasi. Penerapan K3 di perusahaan GNI belum maksimal, masih banyak pelanggaran yang dilakukan oleh perusahan.

“Saya menekankan pihak perusahan agar lebih bisa memperhatikan daripada Keselamatan, Kesehatan dan Kerja (K3), karena saya nilai disini, perusahaan masih banyak melakukan pelanggaran, perlu adanya perbaikan agar peristiwa tidak terjadi lagi,” ujarnya 

Pihak manajemen PT GNI sudah harusnya bersinergi memecahkan persoalan yang ada di dalam perusahaan jika tidak ada sinergitas tidak akan ada jalan keluar. Ia menegaskan nyawa satu orang tidak sebanding dengan nilai investasi yang ditanamkan.

PT GNI seharusnya serius memperhatikan keselamatan dan kesehatan para pekerjanya, dan kapasitas alat-alat produksi. Banyak peralatan yang digunakan adalah alat yang kalibrasinya belum jelas.

“Jangan sampai alat yang ada disini, adalah alat-alat bekas yang tidak berstandar untuk sebuah smelter, perlu adanya kalibrasi berkala untuk semua peralatan,  jika kalibrasi dilakukan tiap tahun tentunya akan menekan resiko terjadinya kecelakaan kerja. Nilai investasi yang triliunan namun kenyataanya peralatan yang digunakan tidak sebanding,”, pesan Legislator Dapil Jawa Timur X. 

Kebakaran di PT GNI pada Desember lalu menewaskan dua orang karyawan. Mereka adalah Nirwana Selle dan I Made Defri Hari Jonathan yang bekerja di bawah Departemen Smelter Produksi PT GNI Morowali Utara.