Aktivis Jerman Mempertahankan Desa dari Tambang Batu Bara

Penulis : Aryo Bhawono

Tambang

Minggu, 15 Januari 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Sejak Minggu (8/1/2023) aktivis iklim di Jerman berjanji untuk mempertahankan sebuah desa kecil di Jerman bagian barat dari buldoser untuk perluasan tambang batu bara. Desa itu menjadi medan pertempuran antara pemerintah dan juru kampanye lingkungan.

Dikutip dari AP, ratusan orang dari seluruh Jerman berkumpul untuk pelatihan protes dan demonstrasi yang akan digelar di dusun Luetzerath, sebelah barat Cologne, tepat di sebelah tambang batu bara Garzweiler.

Tambang Garzweiler merupakan tambang terbuka yang menghasilkan sebagian besar muda (batu bara lunak berwarna kecoklatan) untuk mengasup pembangkit listrik terdekat. Tambang ini rencananya akan ditutup pada tahun 2030 di bawah kesepakatan yang pemerintah negara bagian North Rhine-Westphalia dan perusahaan listrik RWE pada tahun lalu.

Perusahaan mengatakan membutuhkan batu bara untuk memastikan keamanan energi Jerman, yang kini tertekan karena pemotongan pasokan gas dari Rusia sejak invasi Ukraina.

Salah satu sumber polusi udara berasal dari pembakaran batu bara di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menghasilkan listrik untuk kebutuhan manusia. Foto: PBB

Tetapi kelompok lingkungan mengecam perjanjian itu karena batu bara akan terus diproduksi. Mereka berpendapat batu bara ini menyebabkan efek gas rumah kaca dalam jumlah besar dan membuat Jerman tidak mungkin memenuhi komitmennya berdasarkan kesepakatan iklim Paris 2015.

“(Kami) akan berjuang untuk setiap pohon, untuk setiap rumah, untuk setiap meter di desa ini. Karena siapa pun yang menyerang Luetzerath, menyerang masa depan kita,” kata Luka Scott, juru bicara aliansi kelompok yang mengorganisir protes.

Juru kampanye terkemuka telah menggalang dukungan untuk mempertahankan desa dari kehancuran, dan memperparah dampak perubahan iklim yang sudah dirasakan di Jerman dan sekitarnya.

Sementara pada hari Minggu lalu aksi dilakukan dengan gelaran mirip festival. Keluarga berdatangan dan band populer bermain di lokasi, beberapa aktivis sedang mempersiapkan kemungkinan konfrontasi dengan polisi. Para pengunjuk rasa sempat bentrok dengan aparat. 

Pertarungan atas Luetzerath telah memicu perselisihan antara pencinta lingkungan dan partai Hijau berhaluan kiri, yang merupakan bagian dari pemerintahan di Rhine-Westphalia Utara dan di tingkat nasional.

Ketua bersama partai di negara bagian barat, Yazgulu Zeybek, mendesak pengunjuk rasa untuk menahan diri dari kekerasan dan membiarkan penghancuran desa berlanjut.

Dalam sebuah wawancara dengan harian Westdeutschen Allgemeinen Zeitung, dia mengatakan Partai Hijau tidak menginginkan atau memilih bahwa Luetzerath harus dihancurkan, tetapi menambahkan bahwa situasi hukumnya jelas.

Desa itu dan sekitarnya adalah milik RWE dan petani terakhir yang tinggal di sana menjual propertinya kepada perusahaan pada tahun 2022 setelah kalah dalam sidang pengadilan atas gugatan penggusuran. Sejak saat itu, hanya segelintir aktivis yang menduduki tanah tersebut, beberapa tinggal di rumah pohon atau karavan yang dibangun sendiri.