Pemerintah Jerman Digugat Atas Target Iklim

Penulis : Aryo Bhawono

Perubahan Iklim

Senin, 30 Januari 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Kelompok lingkungan hidup, Friends of The Earth Jerman, atau lebih dikenal BUND, menggugat pemerintah Jerman karena gagal memenuhi target iklim. Laporan lembaga think-tank, Agora Energiewende, menyebutkan Jerman melepaskan setara dengan 761 juta metrik ton karbon pada tahun 2022. 

Dikutip dari AP, BUND menyebutkan tengah mengajukan gugatan itu ke pengadilan administratif Berlin-Brandenburg. Mereka meminta pengadilan memerintahkan pemerintah mengajukan program darurat sektor transportasi dan bangunan.

Kedua sektor tersebut telah tertinggal dari target yang mengikat secara hukum untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Kelompok yang memiliki lebih dari 450.000 anggota ini berpendapat tenggat mencapai target iklim bagi Jerman hampir habis. Pemerintah Jerman sendiri menargetkan mencapai target iklim pada 2030 dan net zero emission (NZE) pada tahun 2045.

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) bertenaga batu bara melepaskan emisi karbon dioksida, yang menjadi salah satu faktor terbesar pemanasan global saat ini. Foto: loe.org

Sebuah laporan yang diterbitkan awal bulan ini oleh lembaga think-tank, Agora Energiewende, menyimpulkan bahwa emisi gas penghasil panas bumi Jerman tahun lalu kemungkinan besar lebih tinggi daripada target yang ditetapkan untuk tahun 2020.

Pada 5 Januari lalu lembaga ini melaporkan Jerman melepaskan setara dengan 761 juta metrik ton karbon dioksida, gas utama yang menyebabkan pemanasan bumi, pada tahun 2022. Angka ini sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya, namun masih di atas target Jerman untuk mengurangi emisi sebesar 40 persen pada tahun 2020..

Pemerintah telah menyusun sebuah program ambisius untuk memperluas penggunaan energi terbarukan di tahun-tahun mendatang.

Namun, selisih pendapat anggota koalisi pemerintah koalisi, Partai Hijau yang peduli lingkungan dan Partai Demokrat Bebas yang libertarian, menghambat upaya mengurangi penggunaan bahan bakar fosil secara drastis di sektor transportasi.