Berharap Pengaruh Paus Selamatkan Hutan Kongo

Penulis : Aryo Bhawono

Deforestasi

Sabtu, 04 Februari 2023

Editor : Raden Ariyo Wicaksono

BETAHITA.ID -  Para aktivis iklim di Kongo berharap kunjungan Paus Fransiskus akan memperkuat aksi perlindungan hutan hujan di negara itu dari kepentingan tambang minyak dan gas.

Seruan Paus untuk melindungi paru-paru hijau dunia di Kongo pada hari Selasa (31/1/2023) saat kunjungan ke negara itu disambut baik oleh para pegiat lingkungan. Mereka menganggap seruan ini sebagai kesempatan baru untuk menyoroti ancaman keanekaragaman hayati dan tujuan iklim global di Kongo.

Selama ini sebagian pemerintah melelang hutan demi pertambangan minyak dan gas. Para aktivis telah mengajukan petisi kepada Paus untuk mendukung sikap mereka menentang investasi bahan bakar fosil.

Para aktivis berencana untuk menyerahkan petisi yang menyerukan pembatalan sewa blok minyak kepada Paus, yang sedang berada di Kongo hingga hari Jumat.

Deforestasi di hutan hujan Ituri, berada di timur laut Republik Demokratik Kongo. Negara ini termasuk dalam lima besar yang mengalami deforestasi terluas pada 2021. Foto: Hugh Kinsella Cunningham/EPA

"Kami memohon kepada Paus Fransiskus untuk melibatkan pemerintah kami dalam masalah yang sangat krusial ini untuk menyerukan penghentian proyek-proyek bahan bakar fosil dan memprioritaskan energi terbarukan," ujar aktivis iklim Kongo, Bonaventure Bondo, seperti dikutip dari AP. 

Sebelumnya Presiden Kongo Felix Tshisekedi mengatakan semua proyek sumber daya alam di negaranya memerlukan studi awal yang serius mengenai dampak lingkungan. Ia pun menekankan negara-negara kayalah yang bertanggung jawab atas perubahan iklim.

"Kami selalu mengkampanyekan keadilan iklim sehingga para pencemar terbesar, yang merupakan akar dari perusakan lingkungan membayar kompensasi kepada para penjaga planet ini," kata Tshisekedi dalam pidatonya di hadapan Paus.

Cekungan Kongo, lahan gambut terbesar di dunia, merupakan penyerap karbon yang penting karena menyedot sejumlah besar karbon dioksida yang menyebabkan pemanasan global dari atmosfer. Wilayah lain yang terancam, seperti Taman Nasional Virunga, dipandang sebagai titik-titik keanekaragaman hayati yang penting.

Pada hari Selasa, Paus Fransiskus mengutuk eksploitasi sumber daya di benua tersebut, dengan mengatakan "Afrika bukanlah tambang yang harus dilucuti atau wilayah yang harus dijarah."

Mbong Akiy Fokwa Tsafack dari Greenpeace Afrika mengatakan bahwa tujuan para aktivis sejalan dengan posisi gereja.

"Manusia memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga alam dan tidak merusaknya... adalah tanggung jawab kita bersama untuk membalikkan kerusakan alam," katanya.

Gerakan Laudato Si, yang mendorong umat Katolik untuk terlibat dalam aksi iklim, juga menyuarakan keprihatinannya terhadap eksplorasi minyak dan gas di Kongo.

“Hal ini membuat kita berada di jalur yang mengarah pada lebih banyak bencana iklim," ujar Pegiat Laudato Si, Ashley Kitisya.