Kebakaran Chili Menelan Korban 23 Jiwa

Penulis : Aryo Bhawono

Karhutla

Selasa, 07 Februari 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Kebakaran hutan di Chili bagian tengah menewaskan sedikitnya 23 orang, menghancurkan 800 rumah, dan memaksa deklarasi kondisi darurat di tiga wilayah. Upaya pemadaman terhambat karena suhu musim panas di negara itu mencapai rekor, lebih dari 40 Celsius.

Laporan Badan Kehutanan Nasional Chili (National Forest Corporation/ Conaf) pada Minggu (5/2/2023) menyebutkan kebakaran itu membuat 66 orang terluka dan 1.500 orang terpaksa mengungsi. Badan negara tersebut mengatakan bahwa 87 titik api masih dalam proses pemadaman dan 148 titik api telah berhasil dikendalikan.

Dikutip dari Guardian, pemerintah mengumumkan keadaan darurat di tiga wilayah tengah yang, Araucanía, Biobío, dan Ñuble. Kawasan itu merupakan pemukiman pekerja perkebunan anggur, apel dan beri serta lahan hutan yang luas. Pada hari Jumat (3/2/2023), lahan seluas 40.000 hektar telah terbakar.

Menteri Dalam Negeri Chili, Carolina Tohá, mengatakan 76 titik api baru telah muncul pada hari Jumat saja, dan menambahkan bahwa suhu yang tinggi membuat upaya menghentikan penyebaran api semakin sulit.

Kebakaran hutan dunia dilihat dari Angkasa. (Astro_Megan via Space Station)

"Termometer telah mencapai titik yang tidak pernah kita ketahui sampai sekarang," kata Tohá pada hari Sabtu.

Ia juga menyarankan agar kebakaran ini menjadi peringatan lain tentang dampak dari keadaan darurat iklim.

"Evolusi perubahan iklim menunjukkan kepada kita lagi dan lagi bahwa hal ini memiliki sentralitas dan kapasitas untuk menyebabkan dampak yang harus kita internalisasikan lebih banyak lagi," ujar Toha.

Chili adalah salah satu negara dengan kerentanan tertinggi terhadap perubahan iklim, kata dia, kebakaran ini merupakan pengalaman praktis.

Perintah darurat tersebut memungkinkan pengerahan tentara dan sumber daya tambahan untuk menghadapi bencana alam.

Para pejabat mengatakan bahwa Spanyol, Amerika Serikat, Argentina, Ekuador, Brasil dan Venezuela telah menawarkan bantuan, termasuk pesawat dan pemadam kebakaran.

Negara tetangga Argentina mengirimkan 64 petugas pemadam kebakaran, sebuah truk pemadam kebakaran hutan, dan sebuah helikopter Chinook. Sementara Spanyol telah mengirimkan sebuah pesawat yang mengangkut 50 anggota unit darurat militer negara itu untuk membantu.

Meskipun bantuan sedang dalam perjalanan, mereka yang terjebak dalam kebakaran hutan tidak punya pilihan selain mengungsi.

"Saya pergi dengan apa yang saya miliki," kata salah seorang pengungsi di dekat kota Purén di Araucanía, Carolina Torres, 

Pada hari Jumat, presiden Gabriel Boric, memangkas liburan musim panasnya dan melakukan perjalanan ke Biobío dan Ñuble. Ia berjanji memastikan daerah-daerah yang terkena dampak menerima semua bantuan yang diperlukan.

Boric juga menunjukkan tanda-tanda bahwa beberapa kebakaran mungkin telah dimulai dengan sengaja, tetapi tidak memberikan rincian tambahan.