Pasca Konflik: Bekantan Kembali ke Suaka Margasatwa Pulau Kaget

Penulis : Gilang Helindro

Konservasi

Selasa, 30 Mei 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Delapan Bekantan hasil penyelamatan konflik satwa di Desa Mekarsari, Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala kembali ke Suaka Margasatwa Pulau Kaget.

Dr Ir Mahrus Aryadi, M Sc, Kepala BKSDA Kalimantan Selatan (Kalsel), menjelaskan, sebelum bekantan dilepasliarkan, telah menjalani pemeriksaan kesehatan. Dari hasil pemeriksaan dan pemantauan lapangan, semua bekantan dinyatakan sehat dan siap kembali ke habitat.

Menurut data konflik antara manusia dan satwa pada 2022, ada 41 laporan konflik manusia dengan bekantan. Konflik antara bekantan dan manusia akibat alih fungsi lahan yang sebelumnya habitat bekantan. “Hal inilah yang akhirnya menimbulkan konflik antara satwa tersebut dengan manusia,” katanya dalam keterangan resminya Jum’at 26 Mei 2023.

Suaka Margasatwa Pulau Kaget dengan luas 63,60 Hektare berada di Tabunganen, Kabupaten Barito Kuala merupakan salah satu habitat bekantan di Kalimantan Selatan. Kawasan ini memiliki tipe ekosistem mangrove dengan dominasi jenis Rambai (Sonneratia caseolaris) sebagai pakan utama bekantan. Berdasarkan hasil pemantauan populasi tahun 2022 memiliki jumlah populasi sebanyak 90 ekor.

Delapan Bekantan pasca konflik Kembali ke Pulau Kaget. Foto: BKSDA Kalsel

Sejak lima tahun terakhir, menurut data BKSDA Kalsel, populasi bekantan mengalami peningkatan rata-rata pertahun sebanyak 7,78 persen. Populasi bekantan di Kalimantan Selatan sampai 2022 terpantau 3.508 ekor. 

Dr Mahrus, menjelaskan bahwa bekantan merupakan maskot Provinsi Kalimantan Selatan dan merupakan satwa endemik Borneo yang dilindungi Undang-Undang. Hampir 60-70 persen bekantan berada di luar kawasan konservasi, sehingga habitatnya rentan untuk berubah fungsi menjadi peruntukan lain. 

“Tantangan kedepan saat ini bukan lagi save bekantan, melainkan save habitat. Untuk itu diperlukan keterlibatan multi pihak guna mendukung program konservasi satwa dilindungi ini.” katanya.

Mahrus menambahkan, proses pelepasliaran melibatkan Taman Safari Indonesia, membantu mulai dari kegiatan penyelamatan di lapangan, pemeriksaan kesehatan hingga pelepasliaran satwa. “Dengan dikembalikannya ke habitatnya, satwa dapat beradaptasi dan berkembang sehingga kelestarian populasinya dapat terjada,” harapnya.