Lebih dari 1.500 Orang Ditahan saat Protes Iklim di Den Haag

Penulis : Kennial Laia

Perubahan Iklim

Selasa, 30 Mei 2023

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Lebih dari 1.500 orang ditahan saat mengikuti demonstrasi yang diadakan oleh kelompok iklim Extinction Rebellion di Den Haag, Belanda. Kejadian tersebut berlangsung Sabtu, 27 Mei 2023. 

Para aktivis memblokir jalur motor sepanjang sore. Aksi itu dilakukan untuk mendemo subsidi bahan bakar fosil dari pemerintahan Belanda. Menurut Extinction Rebellion, sebanyak 7.000 orang berkumpul untuk demonstrasi tersebut.

Guardian melaporkan, polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan aktivis yang memblokir jalan utama di kota. Polisi menahan 1.579 orang, 40 di antaranya akan diadili atas tuduhan termasuk vandalisme. Salah satu aktivis dilaporkan menggigit petugas polisi saat ditangkap. 

Para aktivis mengenakan pakaian renang atau membawa payung karena telah mengantisipasi meriam air. Mereka duduk di sepanjang jalan utama, sambil memegang spanduk dan poster. 

Salah satu aksi Extinction Rebellion. (Extintction Rebellion)

Demonstrasi tersebut juga menandai aksi iklim ketujuh oleh organisasi tersebut di jalur yang sama di Den Haag. Lokasi tersebut dekat dengan gedung parlemen dan kantor kementerian. 

Kantor berita lokal mencatat, jumlah pengunjuk rasa yang ditangkap pada peristiwa tersebut adalah yang tertinggi sejauh ini. 

Polisi mengatakan mereka telah berulang kali "memberikan kesempatan kepada para aktivis untuk mengakhiri aksi dan pergi" sebelum menggunakan meriam air dan melakukan penangkapan.

“Kami melakukan aksi setiap bulan, atau setiap dua bulan, dan setiap kali jumlah (pengunjuk rasa) berlipat ganda,” kata Aaron Pereira, juru bicara Extinction Rebellion, dikutip Guardian

“Ada dukungan populer yang luas untuk aksi iklim yang nyata dan orang-orang menyadari fakta bahwa pemerintah secara aktif melawan ini dengan mensubsidi industri bahan bakar fosil,” tambahnya. 

Kelompok kampanye lingkungan tersebut, disingkat menjadi XR, dikenal karena protes aksi langsungnya terhadap krisis iklim. Tetapi pada bulan Januari kelompok tersebut mengumumkan bahwa mereka mengubah taktik dari seperti merusak jendela dan menempelkan diri ke tempat-tempat umum pada 2023. Mereka alih-alih berjanji untuk memobilisasi sejumlah besar orang untuk melawan apa yang dinilainya sebagai kelambanan pemerintah terhadap pemanasan global.