3 Bulan Dikarantina, Badak Sumatera Dilepaskan di Suaka Kelian Kaltim

Penulis : Redaksi Betahita

Konservasi

Senin, 25 Maret 2019

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melepasliarkan seekor badak sumatera  betina ke Suaka Badak Kelian (SBK) setelah menjalani masa karantina selama tiga bulan dalam boma.

“Badak yang dilepasliarkan hari ini diberi nama Pahu. Ia termasuk badak sumatera (dicerorhinus sumatrensis). Meski namanya sumatera, namun ini merupakan spesies di Kalimantan dan Sumatera,” ujar Staf Ahli Menteri ESDM Bidang LH dan Tata Ruang Satry Nugraha di Kutai Barat, Rabu, 20 Maret 2019.

Sebelumnya, badak betina itu berhasil diselamatkan di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kaltim. Badak tersebut diketahui masuk dalam pit trap (lubang jebakan) nomor 4 yang berada dekat anak Sungai Tunuq, pada 25 November 2018.

Taman Nasional Ujung Kulon: Badak Aman dari Tsunami

Proses pemindahan badak Sumatera oleh gabungan tim konservasi di Kalimantan Timur/Dok.ppid.menlhk.go.id

Pelepasliaran itu dilakukan oleh KLHK bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat, dan Aliansi Penyelamatan Badak Sumatera.

Pemindahan badak ke SBK, Kutai Barat, itu dilakukan berdasarkan rekomendasi dari tim dokter dan sesuai dengan Peraturan Dirjen KSDAE  tentang Prosedur Operasi Standar Translokasi Badak Jawa, Badak Sumatera, dan Badak di Kalimantan.

Tim penyelamat badak sumatera merupakan para ahli yang terdiri dari unsur pemerintah, mitra, dan organisasi konservasi badak.

Tim ini terdiri dari tim kesehatan, yaitu dokter hewan, perawat badak, dan pencari pakan, serta tim monitoring, yaitu personel cek pit trap, monitoring pergerakan badak harian, serta personel penyiapan kandang angkut, boma, dan koridor.

Badak Pahu mempunyai panjang badan 200 cm dan tinggi 101 cm, relatif lebih kecil jika dibandingkan badak sumatera yang ada di Sumatera.

Berat badan Pahu saat pertama masuk karantina seberat 320 kg, dan terus meningkat sejalan dengan tercukupinya nutrisi melalui asupan pakan yang  diberikan tiap harinya.

“Harapan kami tentu pasca operasional tambang oleh PT KEM, maka lokasi tersebut dapat kembali seperti semula yang mampu mendukung fungsi ekologi dan hidrologi sehingga badak dan lainnya bisa berkembangbiak,” kata Satry.

Saat ini berat badan Pahu sudah mencapai 360 kg, cukup ideal jika dibandingkan dengan ukurannya. Berdasarkan struktur giginya, umur badak Pahu diperkirakan lebih dari 25 tahun.

BETAHITA.ID | TEMPO.CO