Soal Kematian 5 Penyu Dekat PLTU, Gubernur Bengkulu: Jangan Sampai Ada Pencemaran

Penulis : Redaksi Betahita

Konservasi

Kamis, 21 November 2019

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Kematian beberapa penyu di pesisir dan perairan Teluk Sepang, Bengkulu, menarik perhatian pemerintah daerah. Pemerintah Provinsi Bengkulu berharap wilayah perairan Teluk Sepang, termasuk daerah pesisir, bebas dari pencemaran lingkungan.

Baca Juga: 5 Penyu Mati di Pesisir Teluk Sepang, Terkait PLTU ?

Menanggapi fenomena kematian beruntun beberapa penyu di Teluk Sepang dan dugaan keterkaitan fenomena penyu mati dengan uji coba operasional PLTU 2×100 megawatt (MW) Teluk Sepang ini, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah mengatakan akan segera melakukan cek lapangan ke lokasi.

Rohidin tidak ingin wilayah perairan Teluk Sepang dan lingkungan sekitarnya mengalami pencemaran, apalagi hingga mengakibatkan kematian fuana.

Raden Ariyo Wicaksono

Jasad salah satu dari 5 ekor penyu yang ditemukan telah mati di pesisir pantai Teluk Sepang. Beberapa jasad penyu mati ditemukan berada tak jauh dari lokasi saluran pembuangan air bahang/limbah operasi produksi PLTU 2x100 Teluk Sepang,/Foto: Dokumentasi Kanopi Bengkulu

Tampak dari kejauhan bangunan PLTU 2×100 MW yang dikelola PT TLB yang berada tidak jauh dari saluran pembuangan air bahang yang berada di pesisir pantai Teluk Sepang, Bengkulu./Foto: Istimewa

“Kita segera cek ke lapangan tentang berita ini. Jangan sampai terjadi pencemaran lingkungan. Apalagi kematian fauna. Jika benar (keterkaitan kematian penyu dengan operasional PLTU), pihak TLB (PT Tenaga Listrik Bengkulu) harus bertanggung jawab dan akan kita tindak sesuai aturan,” kata Rohidin Mersyah, Rabu (20/11/2019).

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu Sorjum Ahyan mengatakan, sejak pemberitaan terkait kematian penyu di Teluk Sepang muncul di beberapa media, pihaknya segera melakukan tinjauan ke lapangan. Namun dari hasil tinjauan lapangan yang dilakukan pada 11 November 2019 lalu, pihaknya tidak mendapati adanya penyu yang mati.

“Tanggal 11 November 2019, kami kroscek tentang pemberitaan tersebut. Bahwa di sekitar titik pantau air limbah atau air bahang di radius 100 meter, tidak ditemukan penyu dan ikan yang mati sebagai mana diberitakan,” kata Sorjum, Rabu (20/11/2019).

Raden Ariyo Wicaksono

Beberapa petugas dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Bengkulu melakukan tinjauan lapangan di sekitar areal, termasuk di saluran pembuangan air bahang PLTU 2×100 MW, 11 November 2019,/Foto: Dokumentasi DLHK Provinsi Bengkulu

Sorjum mengatakan,, sebelum pihaknya turun ke lapangan, beberapa petugas dari Dinas Perikanan dan Kelautan yang juga sudah melakukan cek lapangan. Hasilnya, para petugas dari Dinas Perikanan dan Kelautan juga tidak menemukan penyu dan ikan yang mati.

“Di lokasi kami mendapati masyarakat yang sedang menjala ikan dengan hasil mendapatkan tangkapan ikan.”

Namun begitu, pihaknya telah meminta kepada pihak PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB) sebagai pengelola PLTU 2×100 MW Teluk Sepang, untuk segera melakukan uji laboratorium terhadap kualitas air laut di beberapa titik di sekitar lokasi PLTU.

Selain itu dirinya juga meminta kepada masyarakat maupun lembaga publik yang menemukan dan atau mengetahui lokasi temuan penyu mati untuk segera menginformasikannya kepada  dinas terkait. Agar pihaknya dapat segera turun ke lapangan.

“Mohon kalau ada info kejadian tersebut, di mana. Kalau ada titik koordinatnya berapa, biar kami bisa cek ulang dan coba dianalisis penyebab kematiannya. Nanti juga bisa dicek silang dengan hasil uji laboratorium terhadap sisa buangan PLTU yang dialirkan ke laut.”

Sejumlah LSM lingkungan di Bengkulu sebelumnya melaporkan ditemukannya 5 penyu mati di dekat saluran pembuangan limbah PLTU.

Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung Donal Hutasoit mengatakan dua bangkai penyu yang diserahkan warga sudah dibedah oleh dokter hewan BKSDA.

“Ada sampah plastik dalam tubuh penyu serta makanan alami lainnya sehingga penyebab kematian yang pasti harus diperiksa secara lengkap terkait unsur kimia yang masuk ke tubuh penyu,” kata Donal seperti dikutip ANTARA.