LIPUTAN KHUSUS:
Investigasi Tentang Sawit, Majalah Tempo Raih Penghargaan
Penulis : Redaksi Betahita
Betahita.id – Wartawan Majalah Tempo Erwan Hermawan memenangkan Best Sustainability in Journalism Award dalam Sustainable Business Award dari Global Initiatives, di Jakarta, Senin malam, 7 Januari 2019. Untuk penghargaan ini, Tempo mengirimkan artikel bertajuk Hutan Binasa, Sawit Tak Ada, hasil kerja tim investigasi yang tayang di Majalah TEMPO edisi 26 November-2 Desember 2018. BACA: Sejak 1987, Pemerintah Lepas 5,4
Konservasi
Selasa, 08 Januari 2019
Editor : Redaksi Betahita
Betahita.id – Wartawan Majalah Tempo Erwan Hermawan memenangkan Best Sustainability in Journalism Award dalam Sustainable Business Award dari Global Initiatives, di Jakarta, Senin malam, 7 Januari 2019. Untuk penghargaan ini, Tempo mengirimkan artikel bertajuk Hutan Binasa, Sawit Tak Ada, hasil kerja tim investigasi yang tayang di Majalah TEMPO edisi 26 November-2 Desember 2018.
BACA: Sejak 1987, Pemerintah Lepas 5,4 Juta Ha Hutan untuk Sawi, untuk Hutan Sosial Hanya 2,5 Juta Ha
“Tentu penghargaan ini buat Tempo terutama desk investigasi. Dari tahun ke tahun Tempo selalu meliput masalah lingkungan. Dan ini bukti kami peduli terhadap masalah lingkungan. Liputan ini terselenggara berkat kerja sama dengan Mongabay, Earthsight, dan Malaysiakini,†kata Erwan.
Selain Erwan dari Tempo, penghargaan untuk kategori Special Recognition for Sustainability in Journalism Award diberikan ke Hans Nicholas Jong, Mongabay Indonesia. Adapun Safrin La Batu dari The Jakarta Post mengantongi Special Recognition for Sustainability in Journalism Award. Pemenang overall diraih Vale Indonesia.
Sustainable Business Award sudah memasuki kali ke-6. Penghargaan ini digelar bersama PwC, Bappenas, Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), Control Union, Kigali Cooling Efficiency Programme (K-CEP), Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) dan CNBC Indonesia. Tahun ini menandai dimulainya kemitraan resmi dengan Bappenas untuk membawa SBA ke tingkat berikutnya.
“SBA tidak hanya sebuah seremonial, tetapi juga menunjukkan kepemimpinan dan kreativitas untuk berinovasi secara kolektif demi masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Pada akhirnya, kemenangan tidak hanya milik satu orang atau satu perusahaan, tetapi untuk semua para pemangku kepentingan,†kata Presiden, IBCSD Shinta Kamdani selaku penyelenggara penghargaan.
Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan penghargaan ini penting untuk mendorong pembangunan berkelanjutan. Ke depan, Bambang berharap kerja sama untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan terus bergulir.
BACA: Sri Mulyani: Industri Sawit Harus Sejahterakan Masyarakat Sekitar
Selain untuk jurnalis, SBA memberikan penghargaan kepada perusahaan-perusahaan yang menerapkan bisnis berkelanjutan. Penilaian dilakukan secara ketat dengan metodologi yang menilai proses dan kinerja di 11 kategori. Kategori tersebut adalah Strategy and sustainability management, Workforce, Community, Energy management, Water management, Waste and material productivity, Supply Chain Management, Land Use and Biodiversity, Business Responsibility and Ethics, Stakeholder Engagement and Materiality, UN Sustainable Development Goals.
National Advisory Panel pada SBA 2018 antara lain; Bekas Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, Indonesia Country Director UNDP Christophe Bahuet, Pendiri Yayasan KEHATi Erna Witoelar, Presiden IBCSD Shinta Kamdani.
TERAS.ID | TEMPO.CO