LIPUTAN KHUSUS:
PBB Tetapkan Target Baru Biodiversitas Tuk Cegah Kepunahan Massal
Penulis : Kennial Laia
PBB menetapkan target baru terkait keanekaraman hayati, termasuk menghilangkan polusi plastik. Untuk mencegah kepunahan massal.
Lingkungan
Rabu, 14 Juli 2021
Editor :
BETAHITA.ID - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membuat target baru terkait keanekaragaman hayati, dengan rancangan perjanjian yang menyerupai Perjanjian Paris. Tujuannya, antara lain, menghilangkan polusi plastik, mengurangi penggunaan hingga dua pertiga pestisida, mengurangi separuh tingkat pengenalan spesies invasif, dan menghilangkan subsidi pemerintah yang berbahaya bagi lingkungan sebesar $500 miliar.
Tujuan tersebut ditetapkan oleh Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati (CBD) untuk membantu menghentikan dan membalikkan kerusakan ekologis bumi pada akhir dekade ini. Hal itu termasuk melindungi setidaknya 30% wilayah lautan dan daratan dunia, serta mengalokasikan sepertiga mitigasi krisis iklim melalui alam pada 2030.
Draf tersebut akan dikritisi oleh berbagai negara sebelum pertemuan kunci di Kunming, Tiongkok, untuk negosiasi akhir Oktober mendatang. Namun, The Guardian melaporkan bahwa konferensi tersebut akan ditunda hingga pertengahan tahun 2022 dan dapat berpindah ke Switzerland.
Selain itu, CBD juga menetapkan tujuan baru untuk pertengahan abad ini termasuk mengurangi tingkat kepunahan sebesar 90%, meningkatkan integritas semua ekosistem, menghargai kontribusi alam bagi kemanusiaan, dan menyediakan sumber daya keuangan untuk mencapai visi tersebut.
Melalui berbagai jurnal dan penelitian, ilmuwan telah memperingatkan dunia bahwa peradaban manusia menyebabkan kepunahan massal keenam dalam sejarah planet bumi. Hal itu dipicu oleh eksploitasi besar-besaran dan pembengkakan populasi manusia. Satu juta spesies berisiko punah akibat aktivitas manusia, menurut asesmen terbaru PBB, yang mengancam fungsi ekosistem yang memproduksi pangan dan air.
Dalam rangkaian 21 target terbaru yang akan dinegosiasikan di Kunming itu, solusi berbasis alam seperti pemulihan lahan gambut dan adopsi pertanian regeneratif akan berkontribusi setidaknya 10 gigaton ekivalen karbon dioksida (GtCO2e) per tahun untuk upaya mitigasi krisis iklim global. Angka itu sekitar sepertiga dari GtCO2e pengurangan emisi tahunan yang diperlukan seperti yang diidentifikasi dalam laporan kesenjangan emisi Program Lingkungan Hidup PBB 2020 sambil memastikan tidak ada dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati.
Target lainnya termasuk upaya untuk memulihkan habitat air tawar dan laut, menjaga keragaman genetik spesies liar dan peliharaan, meningkatkan aliran keuangan ke negara berkembang, meningkatkan pengungkapan bisnis tentang bagaimana kegiatan mereka merusak lingkungan dan menghormati hak masyarakat adat dalam pengambilan keputusan keanekaragaman hayati.