LIPUTAN KHUSUS:
Hyundai Setop Aluminium Adaro Usai Didesak Fans K-pop
Penulis : Kennial Laia
Penggemar K-pop mendesak Hyundai Motor Co mengakhiri pembelian pasokan aluminium dari Adaro karena logam tersebut diproses menggunakan bahan bakar kotor batu bara.
Lingkungan
Kamis, 04 April 2024
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Awal April ini, Hyundai Motor Co dari Korea Selatan mengumumkan telah mengakhiri perjanjian bisnis pasokan aluminium dengan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. Keputusan ini diambil setelah adanya seruan dari aktivis iklim yang didukung oleh penggemar K-pop, yang mendesak agar perusahaan itu tidak membeli pasokan logam yang diproduksi menggunakan tenaga batu bara.
Jutaan penggemar muda K-pop telah memberikan kontribusi besar pada berbagai kampanye global dan kegiatan sosial, seringkali menggunakan media sosial.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa, 2 April 2024, Hyundai Motor mengatakan bahwa mereka telah mengakhiri nota kesepahaman (MoU) tidak mengikat dengan Adaro, anak perusahaan penambang batu bara terbesar kedua di Indonesia, Adaro Energy Indonesia, pada akhir 2023. Perusahaan tersebut juga menyebut telah memutuskan untuk mengeksplorasi peluang lain secara mandiri.
Direktur PT Adaro Minerals Indonesia, Wito Krisnahadi, membenarkan bahwa perusahaannya telah memutuskan untuk tidak memperbarui perjanjian setelah habis masa berlakunya.
Produsen mobil asal Korea Selatan ini menandatangani MoU dengan Adaro Minerals pada 2022 untuk mendapatkan hak pembelian aluminium yang diproduksi oleh anak perusahaan Adaro, PT Kalimantan Aluminium Industry.
Pada saat penandatanganan, Hyundai mengatakan pihaknya memperkirakan akan membeli aluminium dari Adaro yang memenuhi kebijakan netralisasi karbon produsen mobil tersebut di tengah meningkatnya permintaan aluminium di kalangan produsen mobil global.
Peleburan aluminium membutuhkan energi yang sangat besar dan bila menggunakan batu bara menghasilkan emisi karbon dalam jumlah besar.
Di sisi lain, Adaro pada Maret 2023 menyatakan rencananya untuk menggerakkan proyek peleburan aluminium tahap ketiga dengan pembangkit listrik tenaga air yang saat ini sedang dibangun oleh grupnya.
Kelompok aktivis iklim Kpop4Planet yang menyerukan diakhirinya perjanjian aluminium Hyundai menyambut baik keputusan produsen mobil tersebut. Kelompok tersebut mengatakan bahwa pihaknya akan terus memantau sumber bahan baku Hyundai untuk produksinya.
“Ini adalah kemenangan ribuan penggemar K-pop yang benar-benar peduli terhadap krisis iklim, terutama di Indonesia,” kata Kpop4Planet, dikutip Reuters, Selasa, 2 April 2024.