LIPUTAN KHUSUS:

Infrastruktur Air Bersih di Indonesia Perlu Diperbaiki


Penulis : Kennial Laia

Pemerintah mengklaim kualitas air sungai meningkat pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data pemerintah daerah.

Lingkungan

Kamis, 25 April 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklaim kualitas air sungai di Indonesia pada 2023 meningkat. Hal ini terungkap dari hasil pemantauan yang membandingkan data tahun lalu dengan tahun sebelumnya. 

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Sigit Reliantoro mengatakan, sistem pemantauan kualitas air saat ini memiliki jangkauan yang luas, dengan 15.065 titik yang tersebar di berbagai provinsi. Titik pemantauan tersebut merupakan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah. Menurut Sigit, data pemantauan kualitas lingkungan yang diserahkan pemerintah daerah meningkat pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

"Jadi untuk indeks kualitas air kita punya data 15.065 titik, barangkali belum ada di Indonesia yang seekstensif ini untuk pengukuran kualitas air," kata Sigit dalam rapat teknis Festival Pengendalian Lingkungan 2024 di Jakarta, Selasa, 23 April 2024. 

Sigit mengatakan, hasil pemantauan menunjukkan kondisi kualitas beragam sungai di Indonesia, yang memperlihatkan kenaikan kondisi dari 53,88 poin rata-rata nasional pada 2022 menjadi 54,59 poin pada 2023.

Warga mengantre bantuan air saat kekeringan melanda Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada 2019. Dok. BNPB

Pada level provinsi, kualitas air meningkat 2,12% dari 2022, sedangkan kabupaten/kota naik 5,37% dari periode tahun sebelumnya.

Menurut Sigit, pemerintah juga melakukan pemantauan secara konsisten di 812 titik tahun lalu, dan pemerintah daerah sebanyak 5.157 titik. Hasilnya, sebanyak 18% titik mengalami perbaikan kualitas air. Sebanyak 67% dinilai tidak mengalami perubahan kualitas dan 15% mengalami penurunan.

"Kami berterima kasih kepada Provinsi Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Sumatera Utara, dan Banten yang menunjukkan peningkatan tren perbaikan kualitas sungai," ujarnya. 

Sistem pemantauan menjadi salah satu isu utama yang akan dibahas di World Water Forum ke-10 yang akan digelar pada 18-25 Mei 2024 di Bali.  Pertemuan internasional tersebut juga akan membahas mengenai peningkatan kualitas air. 

Secara umum World Water Forum ke-10 membahas empat hal yaitu konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.
Tahun ini isu lain yang akan didorong adalah pengarusutamaan pengelolaan air untuk pulau-pulau kecil. 

Sementara itu Direktur Eksekutif Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) mengatakan infrastruktur air di Indonesia masih perlu diperbaiki. Di antaranya terkait tata kelola, strategi pembangunan, dan sanitasi. 

"Ini (World Water Forum) adalah momentum bagi Indonesia untuk mendorong perbaikan tata kelola, strategi pembangunan, dan sebagainya khusus di sektor air minum baik itu air minum perpipaan dan sanitasi," kata Subekti.

"Kami menyambut baik karena masalah air menjadi agenda dunia, dan penyelenggaraan World Water Forum di Indonesia di mana di tanah air kita masih berjuang mengenai perbaikan tata kelola air," ujarnya. 

Pemerintah Indonesia mengundang 43 duta besar dan empat organisasi internasional untuk berpartisipasi dalam forum tersebut, dengan target 30.000 hingga 50.000 peserta dari berbagai negara.