LIPUTAN KHUSUS:

Besar x Kecil: Di Hutan Tak Apa Kecil, Karakter yang Penting


Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Kepribadian mamalia kecil penting dalam penyebaran benih di hutan.

Hutan

Sabtu, 25 Mei 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Hutan Percobaan Penobscot, di Maine, Amerika Serikat, para peneliti menemukan sebuah fenomena menarik yang melibatkan mamalia kecil. Hutan yang terletak sekitar 10 mil di utara Bangor ini, dipenuhi dengan harta karun yang tersembunyi, bukan emas atau permata, melainkan biji pinus putih timur.

Dilansir dari Earth.com, biji-biji pinus ini ditempatkan secara strategis oleh para peneliti untuk mempelajari perilaku mamalia kecil penghuni hutan. Penelitian menarik ini dipimpin oleh Brigit Humphreys, seorang mahasiswa pascasarjana di University of Maine, sebagai bagian dari penelitiannya yang didanai oleh National Science Foundation.

Selama dua tahun terakhir, Humphreys telah menyelidiki bagaimana kepribadian mamalia kecil memengaruhi perilaku mereka, terutama dalam konteks penyebaran benih. Penelitian ini merupakan bagian dari proyek yang lebih besar selama delapan tahun, yang hampir selesai, yang bertujuan untuk memahami peran kepribadian individu hewan dalam proses ekologi.

Inti dari proyek ini adalah untuk mengetahui bagaimana kepribadian mamalia kecil dan kepribadian hewan secara umum mempengaruhi proses ekologi yang berbeda.

Pada peneliti mempelajari keperibadian dan perilaku mamalia kecil dalam konteks penyebaran benih di hutan. Foto. Earth.com

"Kami fokus pada mamalia kecil karena jumlahnya melimpah, kami mendapatkan jumlah sampel yang sangat baik, dan kami dapat melakukan eksperimen di hutan. Penyebaran benih sangat penting bagi ekonomi, rekreasi, dan estetika Maine," kata Humphreys.

Penelitian ini menyoroti aspek ekologi yang sering diabaikan, yaitu perbedaan perilaku individu dalam suatu spesies. Dengan berfokus pada perbedaan-perbedaan ini, Humphreys mengamati pentingnya perbedaan-perbedaan tersebut dalam ekosistem, pertumbuhan pohon, dan regenerasi hutan.

Di bawah bimbingan Profesor Alessio Mortelliti dari Departemen Biologi Margasatwa, Perikanan, dan Konservasi, Humphreys dan timnya melakukan penelitian lapangan dari Juni hingga Oktober 2022. Mereka memasang perangkap untuk berbagai mamalia kecil, termasuk tupai, tupai, tikus, tikus, dan tikus, di enam sistem jaringan di hutan. Setiap hewan yang tertangkap diberi tag dan ciri-ciri kepribadiannya dicatat.

Setelah membersihkan perangkap dari setiap kotak, tim menanam sarang benih buatan yang dilengkapi dengan antena melingkar untuk mendeteksi hewan yang ditandai. Kamera juga dipasang untuk menangkap rekaman hewan yang mencuri benih. Temuan Humphreys mengungkapkan bahwa kepribadian mamalia kecil secara signifikan mempengaruhi keberhasilan mereka mencuri benih.

"Kami menemukan bahwa tikus rusa yang lebih suka menjelajah lebih mungkin menemukan tempat penyimpanan untuk dicuri. Mereka lebih banyak bergerak dan tidak terlalu mempertimbangkan risiko pemangsaan, sehingga mereka menemukan tempat penyimpanan dan mencurinya," kata Humphreys.

Penelitian ini juga menyoroti bahwa hewan yang lebih kurus lebih nekat mencuri karena kelaparan, dan tikus betina lebih cenderung mencuri biji, sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang perilaku tikus. Sepanjang penelitian, tim mengamati berbagai spesies yang mencuri di tempat penyimpanan biji.

"Kami memiliki lebih dari 10 spesies yang berbeda yang datang dan mencuri di tempat penyimpanan biji. Beberapa di antaranya tidak terduga, seperti rakun. Pencuri umum lainnya adalah tupai merah amerika, tupai timur, tupai sorex, dan tikus lompat," kata Humphreys.

Bahkan dengan sampel kecil tikus pelompat, efektivitasnya sangat menonjol. Tikus-tikus yang ada di daerah ini sangat efektif. Mereka mendapatkan sekitar 10 sarang dalam semalam.

Penelitian Humphreys, yang baru-baru ini diterbitkan dalam Journal of Animal Ecology, menekankan pentingnya keragaman perilaku individu dalam suatu spesies. "Pesan yang dapat diambil dari semua penelitian yang kami lakukan adalah bahwa (karakter) individu itu penting. Ada dorongan besar dalam komunitas sains untuk melestarikan keanekaragaman hayati, namun selain keanekaragaman hayati, kita juga harus melestarikan keanekaragaman perilaku dalam suatu spesies jika kita benar-benar ingin memiliki ekosistem yang berfungsi penuh," ujarnya.

Singkatnya, ketika menggali lebih dalam kehidupan rahasia makhluk hutan, Brigit Humphreys dan timnya di University of Maine terus mengungkap hubungan kompleks antara kepribadian mamalia kecil dan ekosistem yang mereka tempati. Penelitian mereka tidak hanya menyoroti pentingnya kebiasaan individu dalam membentuk dinamika hutan, tetapi juga menggarisbawahi perlunya melestarikan keanekaragaman perilaku dalam spesies.