LIPUTAN KHUSUS:

Perubahan Iklim Bikin Jamur Jadi Monster


Penulis : Kennial Laia

Pemanasan global melatih jamur untuk menerima suhu tubuh manusia.

Perubahan Iklim

Sabtu, 22 Juni 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Untuk sekian lama, jamur tidak menjadi ancaman yang signifikan bagi manusia. Tanaman ini justru dekat dengan kehidupan kita, karena ada jenis yang bisa diolah sebagai makanan. Namun jamur kini bisa menjadi lebih berbahaya, seiring dengan pemanasan bumi akibat perubahan iklim. 

Hal ini diungkap oleh tim peneliti medis dan spesialis penyakit menular yang berafiliasi dengan berbagai institusi di Tiongkok, Singapura, dan Kanada. Para ilmuwan tersebut menemukan bukti yang memperkuat teori bahwa tanaman tersebut dapat berbahaya bagi manusia. 

Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Nature Microbiology, Rabu, 19 Juni 2024, kelompok tersebut menyatakan adanya sejenis jamur yang telah berevolusi untuk menginfeksi manusia. Salah satunya Rhodosporidiobolus fluvialis, dari genus yang banyak spesiesnya resisten terhadap obat anti-jamur seperti flukonazol dan caspofungin. 

Sebagai catatan, dalam sebagian besar sejarah modern, infeksi jamur pada manusia tidak dianggap sebagai ancaman. Selain infeksi jamur pada perempuan, kurap dan infeksi kuku, infeksi jamur juga jarang terjadi. Hal ini sedikit berubah dalam beberapa tahun terakhir karena dunia medis melaporkan peningkatan jenis infeksi jamur langka.

Koloni jamur beracun yang mulai membusuk. Dok. Wikimedia Commons

Tim yang bekerja di Tiongkok mencari infeksi jamur di 96 rumah sakit di negara tersebut selama periode 2009-2019. Mereka menemukan ribuan jenis jamur, salah satunya belum pernah tercatat menginfeksi manusia sebelumnya, dan mereka menemukannya pada dua kasus yang tidak berhubungan. Mereka juga menemukan jenis tersebut resisten terhadap obat yang paling umum digunakan untuk mengobati infeksi jamur.

Penasaran dengan temuan tersebut, mereka menyuntikkan darah yang terinfeksi jenis jamur yang sama yang dikumpulkan dari lingkungan alami ke tikus laboratorium dengan sistem kekebalan lemah. Mereka menemukan dua hal: jamur tersebut berkembang; serta bermutasi menjadi bentuk yang lebih agresif.

Para peneliti kemudian memaparkan patogen jamur tersebut pada suhu setinggi 37°C (suhu tubuh manusia) di dalam cawan laboratorium, dan menemukan bahwa hal tersebut menyebabkan patogen tersebut mengembangkan resistensi terhadap berbagai agen antijamur.

Penelitian sebelumnya menunjukkan alasan mengapa jamur belum menjadi ancaman hingga saat ini adalah karena mereka lebih menyukai suhu yang lebih dingin dibandingkan yang ditemukan di dalam dan di tubuh mamalia. Tapi hal itu mungkin berubah, seperti yang ditemukan oleh para peneliti yang terlibat dalam studi baru ini.

Para ahli penyakit menular telah memperkirakan peningkatan berbagai jenis infeksi jamur pada manusia seiring dengan pemanasan bumi. Mereka berpendapat bahwa ketika lingkungan tempat jamur hidup menjadi lebih hangat, mereka akan beradaptasi, dan pada akhirnya mencapai titik di mana mereka akan menganggap tubuh manusia sebagai tempat yang layak untuk hidup.