LIPUTAN KHUSUS:

10 Tahun Biodiversity Warriors: Agenda Baru untuk Tantangan Baru


Penulis : aryo bhawono

Biodiversity Warriors harus berinovasi karena permasalahan lingkungan hidup telah berkembang.

Biodiversitas

Jumat, 28 Juni 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Biodiversity Warriors Kehati menginjak usia 10 tahun pada 2024 ini. Kini mereka harus berinovasi karena permasalahan lingkungan hidup telah berkembang.

Sejak dibentuk pada tahun 2024 silam, Biodiversity Warriors (BW) mempopulerkan keanekaragaman hayati Indonesia dari sisi keunikan, pelestarian, dan pemanfaatan bertanggung jawab. Namun seiring berjalannya waktu, permasalahan lingkungan hidup semakin berkembang dan kompleks. Mereka harus meningkatkan kapasitas diri sekaligus melakukan inovasi   

Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI, Rika Anggraini, menyebutkan Indonesia merupakan negara megabiodiversity dan bertanggung jawab untuk melestarikan sejuta potensi keanekaragaman hayati yang ada didalamnya, sekaligus menghadapi ancaman perusakannya. 

“Sepuluh tahun adalah usia yang cukup matang. Dan melalui dukungan Yayasan KEHATI, Biodiversity Warriors diharapkan mampu memberikan dampak positif yang signifikan dalam kegiatan konservasi di Indonesia,” ujarnya saat merayakan 10 tahun usia Biodiversity Warriors Kehati di kantor Kehati di Jakarta pada Kamis (27/6/2024). 

Foto udara perairan Muara Siran, Berau, Kalimantan Timur. Peneliti menemukan ragam biodiversitas dan merekomendasikan agar pengenalan spesies asing dan invasif dihindari di area ini. Dok. Arif Rifqi/YKAN

Ia melihat salah satu tantangan terbesar saat ini adalah belum terbangun kesadaran menjaga keanekaragaman hayati. Salah satu faktor penyebabnya karena kurangnya pengetahuan masyarakat, terutama dampak-dampak negatif yang akan diterima oleh mereka jika terjadi kerusakan pada alam Indonesia. 

Hal ini tampak jelas dari kebiasaan masyarakat yang masih gemar membuang sampah sembarangan, masih melakukan perburuan liar, dan memelihara satwa yang dilindungi.  

Menurutnya Biodiversity Warriors harus lebih gencar memberikan edukasi lingkungan, baik melalui kunjungan langsung maupun secara digital. Selama ini banyak sekolah, universitas, bahkan perusahaan yang dikunjungi oleh BW untuk diberikan materi terkait pelestarian keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup. Secara digital, BW aktif dalam berkampanye, memberikan seminar, dan pelatihan terkait isu-isu lingkungan.  

Mereka mengedepankan semangat kolaborasi sehingga banyak kegiatan yang dilakukan bersama dengan LSM dan komunitas lingkungan yang lain, mulai dari kegiatan di lapangan bersama, sampai berkampanye bersama di platform digital.

Kolaborasi tersebut melahirkan inovasi dan solusi mengatasi permasalahan lingkungan yang dilakukan oleh para kesatria keanekaragaman hayati Indonesia. Mereka berpartisipasi dalam melakukan penyadartahuan kepada masyarakat luas melalui kegiatan penelitian dan aksi langsung di lapangan dan kemudian disebarkan lewat website BW KEHATI.  

Berbagai macam kegiatan telah diprakarsai oleh champions muda yang tergabung dalam BW KEHATI sebagai penggerak perlindungan dan penyelamatan biodiversitas Indonesia. Misalnya, komunitas anak muda Ocean Young Guards di Cirebon yang selama ini hanya berada dalam lingkungan akademik turun ke kampung dengan fokus pada pengembangan karakter anak-anak usia 9-15 tahun yang tinggal di daerah pesisir dan pulau kecil melalui ide-ide kreatif mereka.  

Komunitas muda ini membuat buku ilustrasi berisi tiga tokoh yang mewakili ekosistem laut, yaitu Diva sebagai putri karang, Akau sebagai pendekar mangrove dan Laso sebagai pejuang padang lamun. Mereka merancang pesan konservasi yang lebih mudah dimengerti oleh anak-anak usia dini,-selain melakukan penanaman bibit mangrove bersama; dengan tujuan menyelamatkan ekosistem laut penting di kawasan tersebut, yakni mangrove, terumbu karang, dan padang lamun. 

Sedangkan dii Nusa Tenggara Timur, seorang anak muda bernama Yoseph Ronaldi, dengan membantu petani kopi di sebuah kampung dataran tinggi Desa Colol, Kabupaten Manggarai Timur. Kampung ini terdampak krisis iklim dan malah ditinggal pemuda desa merantau meninggalkan kampung halaman. 

Yoseph menjadikan tanaman kopi sebagai pintu masuk membangun penyadaran dan aksi konservasi kepada para petani dengan melibatkan anak-anak muda setempat.  

”Dengan kepedulian dan gerakan anak-anak muda dalam isu konservasi dan biodiversitas tersebut, diharapkan menjadi kekuatan baru bagi generasi emas pada satu abad Indonesia di tahun 2045: di mana anak-anak muda saat ini akan memegang kendali kepemimpinan di masa depan,” tutup Rika. 

Saat ini, anggota BW sudah mencapai lebih dari 6.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan 12 jaringan yang berada di 10 universitas. 

Peringatan dari serangga 

Pada ulang tahun Biodiversity Warriors KEHATI yang ke-10, Yayasan KEHATI menggelar bedah buku ‘Narasi Ekologi: Kiamat Serangga dan Masa Depan Bumi’ yang ditulis oleh anggota Biodiversity Warriors Arifin Muhammad Ade. Buku itu menyampaikan peran serangga untuk menopang keberlangsungan hidup di bumi, dan dampaknya yang mengerikan jika serangga punah. 

”Sebagian besar masyarakat mungkin tidak mengetahui peran penting serangga, dan bagaimana mereka sangat bergantung pada keberadaan serangga, terutama para petani. Artinya, kiamat serangga dapat memicu peperangan antara umat manusia jika keberadaannya punah dan tidak mampu membantu petani meningkatkan produktivitas pertanian yang ada,” ujar Arifin. 

Peneliti Bidang Zoologi dan Serangga BRIN, Rosichon Ubaidillah, menyebutkan serangga memiliki peran penting dalam rantai makanan. Namun masyarakat seringkali menganggap serangga hanya sebagai hama dan biang penyakit. 

“Ini menjadi tantangan bagi Biodiversity Warrior untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat soal pentingnya salah satu biodiversitas, serangga. Karena serangga juga merupakan parameter lingkungan yang baik,” kata dia.