LIPUTAN KHUSUS:

Program Koralestari Berlanjut, Giliran Menyasar Laut Kaltim


Penulis : Gilang Helindro

Program Koralestari dilaksanakan di tiga wilayah prioritas restorasi karang dengan total luas 4,1 juta hektare.

Konservasi

Sabtu, 13 Juli 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama Global Fund for Coral Reefs (GFCR) menginisiasi Program Koralestari dalam melestarikan terumbu karang di Samarinda, Kalimantan Timur.

Muhammad Ilman, Direktur Program Kelautan YKAN mengatakan, program ini merupakan bagian Program Koralestari dilaksanakan di tiga wilayah prioritas dengan total luas 4,1 juta hektare, yang mencakup: Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya (KKP3K-KDPS), Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur; Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu, Provinsi NTT, dan; Kawasan Konservasi Perairan Daerah Lingga (KKPD Kabupaten Lingga), Provinsi Kepulauan Riau.

"Setelah diluncurkan di Kupang pada 1 Juli lalu, kali ini program diluncurkan juga di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, 9 Juli 2024 yang bertujuan meningkatkan upaya perlindungan dan restorasi terumbu karang melalui dorongan kegiatan ekonomi biru," kata Ilman, dikutip Jum’at 12 Juli 2024.

Ilman menjelaskan, visi dari program Koralestari adalah transformasi upaya perlindungan dan restorasi terumbu karang melalui pembiayaan berkelanjutan dari Kawasan Konservasi Perairan yang berdampak positif terhadap kelestarian terumbu karang, meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, dan ketahanan pesisir terhadap perubahan iklim.

Kondisi terumbu karang di perairan Berau, Kalimantan Timur. Dok. R Jakub/TNC

“Sekitar 90 persen kerusakan terumbu karang disebabkan oleh mata pencaharian masyarakat. Sehingga, dengan terbentuknya kelembagaan, pengelolaan kawasan konservasi bisa lebih efektif sekaligus mampu membantu dalam mengembangkan mata pencaharian masyarakat,” kata Ilman.

Menurut Ilman, ekosistem terumbu karang di Kaltim memiliki potensi yang sangat besar. Selain termasuk ke dalam Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle), sejumlah perairan di Kaltim pun sudah menjadi kawasan konservasi. "Meski begitu, kawasan konservasi di Kaltim itu masih sulit dijangkau karena belum kuatnya kelembagaan," ungkap Ilman.

Muhammad Firdaus Agung, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKHL KKP) mengatakan, dalam mengoptimalkan program Koralestari perlu memperhatikan tiga aspek, yaitu konservasi, pendanaan, dan ekonomi untuk mengurangi tekanan terhadap terumbu karang.

Firdaus menyebut, perbaikan ekosistem terumbu karang melalui Koralestari dapat dipadukan dengan dorongan ekonomi biru yang berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.

“Terumbu karang merupakan ekosistem yang penting bagi kesehatan laut. Secara nasional, program Koralestari mampu berkontribusi bagi kebijakan ekonomi biru dan meningkatkan efektifitas kawasan konservasi,” ungkap Firdaus.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Kalimantan Timur, Ujang Rachmad menekankan pentingnya kolaborasi untuk menyukseskan program Koralestari.

Ia berharap, program ini dapat dijalankan secara kolaboratif antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kampung, serta mitra-mitra pembangunan, dengan melihat potensi dan kewenangan masing-masing pihak. “Nantinya, program Koralestari dapat diintegrasikan dengan rencana strategis kelautan dan perikanan di Kabupaten Berau serta program-program kerja pemerintah lainnya,” ungkap Ujang.