LIPUTAN KHUSUS:

Muhammadiyah Pilih Tambang, 350.org: Logonya Matahari


Penulis : Gilang Helindro

Seharusnya Muhammadiyah memilih mengelola energi surya dari pada tambang, seperti simbol organisasinya.

Tambang

Senin, 29 Juli 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Team Lead Interim 350.org  Firdaus Cahyadi mengatakan, Organisasi Keagamaan PP Muhammadiyah seharusnya mengelola energi surya dari pada terlibat mengelola industri kotor batubara. “Seharusnya Muhammadiyah memilih mengelola energi surya, seperti simbol organisasinya,” kata Firdaus, Kamis, 25 Juli 2024.

Sebelumnya, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas blak-blakan mengungkapkan akhirnya organisasi massa Islam terbesar kedua setelah Nahdlatul Ulama itu memutuskan menerima izin tambang. Padahal sebelumnya suara dari generasi muda Muhammadiyah menginginkan bahwa elite di organisasi itu membuka mata dan hatinya terkait dampak buruk batubara terhadap lingkungan hidup di tingkat lokal maupun di tingkat global, krisis iklim.

Firdaus menyebut PP Muhammadiyah memiliki kader-kader yang cerdas. “Muhammadiyah pasti mengetahui bahwa industri batubara bukan hanya membuat kerusakan di muka bumi, namun juga tidak memiliki masa depan secara ekonomi,” ungkapnya. Firdaus menambahkan, Bank-bank internasional sudah tidak mau lagi mendanai bisnis batubara, “Beberapa bank di Indonesia pun sudah mulai membatasi pendanaan ke batubara,” tambah Firdaus.

Firdaus bilang, seharusnya Muhammadiyah menunjukan kepemimpinannya untuk mengelola energi terbarukan di semua unit amal usahanya. Berdasarkan penelitian Celios dan 350.org Indonesia, energi terbarukan berbasis komunitas mampu menurunkan angka kemiskinan hingga lebih dari 16 juta orang. “Dari sisi ketenagakerjaan, terdapat peluang kesempatan kerja sebesar 96 juta orang di berbagai sektor tidak sebatas pada energi, namun industri pengolahan dan perdagangan juga ikut terungkit,” ungkap Firdaus.

Muhammadiyah melalui program 1000 Cahaya. Foto: Istimewa

Ironisnya, kata Firdaus, saat ini elite Muhammadiyah lebih memilih bisnis energi kotor batubara. Elite organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah harusnya lebih arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan berdasarkan nurani dan akal sehat, bukan kepentingan jangka pendek. 

“Elite organisasi keagamaan yang diharapkan mampu menjadi cahaya di tengah kegelapan justru mematikan cahayanya sendiri dengan menjerumuskan organisasi dalam kubangan batubara,” kata Firdaus.

Menurut Firdaus Cahyadi, bila elite organisasi Muhammadiyah ingin berbisnis energi kotor batubara seharusnya tidak mengatasnamakan organisasi. “Muhammadiyah terlalu besar bila harus tenggelam hanya karena batubara,” tegasnya.