LIPUTAN KHUSUS:

Bu, Bayi bisa Telan 660 ribu Mikroplastik Setahun dari Botol Susu


Penulis : Gilang Helindro

Dampak mikroplastik di pencernaan bisa merembet hingga jantung dan otak.

Sampah

Kamis, 17 Juli 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Yayasan Ecoton bersama komunitas Marapaima mengungkap temuan menyoal keberadaan mikroplastik dalam tubuh manusia, termasuk pada darah, urin, dan bahkan cairan amnion. Temuan ini berasal dari penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Alvin Alvianto, mahasiswa Departemen Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 76 partikel mikroplastik dalam darah dari 26 sampel, 117 partikel dalam cairan amnion dari 11 sampel, dan 52 partikel dalam urin dari 9 sampel. Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kurang dari 5 mm yang berasal dari degradasi plastik dan dapat masuk ke tubuh manusia melalui inhalasi, konsumsi, maupun kontak kulit.

“Partikel ini bisa mencapai paru-paru melalui udara tercemar pembakaran sampah dan emisi industri. Rata-rata setiap orang bisa menghirup hingga 53.700 partikel per tahun,” jelas Alvin dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 16 Juli 2025.

Alvin menyebut, penelitian ini juga menyoroti bahaya ribuan bahan kimia dalam plastik, yang sebagian besar belum diatur secara ketat. Lebih dari 4.200 zat kimia di dalam plastik dikategorikan berbahaya karena bersifat toksik, persisten, dan bioakumulatif.

ECOTON dan MARAPAIMA menyerukan langkah konkret dari berbagai pihak untuk menghentikan krisis mikroplastik. Foto: Istimewa/Ecoton.

Menurut Alvin, dampak mikroplastik dalam tubuh manusia sangat luas. Di paru-paru, mikroplastik menyebabkan inflamasi dan meningkatkan risiko kanker. Di otak, partikel seperti PE dan PET bisa menembus sawar darah-otak, memicu gangguan kognitif dan mental. Di sistem reproduksi, mikroplastik ditemukan dalam air mani, testis, dan ovarium, yang mengancam kesuburan serta kesehatan janin.

Paksi Samudro, peneliti lain dari Universitas Negeri Malang, menambahkan bahwa mikroplastik juga telah ditemukan di plasenta, urin, dan cairan ketuban. “Ini berpotensi menyebabkan stres oksidatif dan kerusakan DNA janin,” ujarnya.

Dalam sistem pencernaan dan kardiovaskular, mikroplastik memicu inflamasi usus, kerusakan mukosa, gangguan metabolik, hingga peningkatan risiko gagal jantung dan stroke. "Bayi bahkan diperkirakan dapat menelan hingga 660.000 partikel mikroplastik per tahun melalui botol susu plastik," tambahnya.

Selain temuan dalam tubuh manusia, Ecoton dan Marapaima juga menyoroti masalah sampah plastik impor dari negara maju seperti Australia, Amerika Serikat, Italia, Inggris, dan Belanda. Limbah plastik ini terus masuk ke Indonesia meski sebagian besar tidak layak daur ulang dan mencemari lingkungan.

Melalui aksi damai Plastic Free July 2025 bertema “Waspadai Jantung Bayi Terbungkus Plastik”, Ecoton dan Marapaima menyerukan langkah konkret dari berbagai pihak untuk menghentikan krisis mikroplastik. Mereka mendesak pemerintah agar segera menghentikan produksi dan peredaran plastik sekali pakai, mewajibkan pelabelan bahaya kesehatan pada produk plastik, serta memperkuat pengawasan terhadap bahan kimia berbahaya dalam plastik. Pemerintah juga didorong untuk menghentikan impor sampah plastik, mendorong sistem isi ulang, dan mengembangkan ekosistem bebas plastik melalui kebijakan yang berpihak pada kesehatan dan keberlanjutan.

Kepada produsen, mereka menuntut tanggung jawab penuh atas limbah yang dihasilkan, penghentian produksi kemasan plastik berlebih dan sekali pakai, serta pengembangan produk yang aman, transparan, dan dapat digunakan kembali. Sementara kepada masyarakat, mereka mengajak untuk beralih ke gaya hidup bebas plastik, mendukung sistem isi ulang, dan menolak produk berkemasan plastik berlebihan terutama plastik jenis PET dan Polystyrene yang paling banyak ditemukan dalam tubuh manusia. Mereka juga mendorong publik untuk aktif menyuarakan hak atas lingkungan dan tubuh yang sehat.

“Mikroplastik bukan lagi sekadar persoalan lingkungan, ini adalah darurat kesehatan publik global,” tegas pernyataan bersama Ecoton dan Marapaima.