LIPUTAN KHUSUS:

Jadi Kuliner Ekstrem, Landak Jawa Terancam Punah


Penulis : Gilang Helindro

Landak berperan penting dalam sistem rantai makanan. Landak merupakan penebar biji-bijan yang dikeluarkan melalui kotorannya.

Konservasi

Kamis, 11 Juni 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Landak jawa (Hystrix javanica), yang berdasarkan IUCN dikategorikan Least Concern (LC) atau risiko rendah dari Redlist of Threatened Species, saat ini menjadi salah satu kuliner ekstrem yang digemari di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Di sejumlah daerah, seperti di Tawangmangu, Jateng, atau di Surabaya dan Malang, banyak bermunculan warung sate landak.

Padahal landak, yang merupakan mamalia endemik Indonesia dan tergolong ordo Rodentia, suku Hystricidae, adalah satwa dilindungi. 

Dr Wartika Rosa Farida, Peneliti Zoologi Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, pemanfaatan Landak Jawa harus dilakukan dengan baik dan terukur, sehingga tetap terjaga keberlangsungan dan kelestariannya.

Landak Jawa (Hystrix javanica) merupakan mamalia endemik Indonesia, tergolong ordo Rodentia, suku Hystricidae. Status konservasi satwa ini di Indonesia adalah dilindungi dan berdasarkan IUCN dikategorikan Least Concern (LC) atau risiko rendah dari Redlist of Threatened Species.

"Peningkatan kesadaran kepada berbagai kalangan, komitmen pemerintah, dan kemajuan iptek dapat menjadi solusi bagi penyelamatan satwa liar dari kepunahan," katanya daam keterangan resminya di Jakarta, Kamis, 11 Juni 2020.

Di Indonesia terdapat empat jenis spesies landak, seperti Hystrix brachyura, Hystrix sumatrae, Hystrix javanica, dan Hystrix crassispinis. Landak berperan sebagai penebar biji-bijan yang dikeluarkan melalui kotorannya.

Sekitar 2016 hingga 2017, peneliti LIPI mengajukan ke Kementerian LHK untuk memasukkan Hyxtrix javanica sebagai satwa liar dilindungi. Hal ini disebabkan pemanfaatan landak di Pulau Jawa semakin meningkat.

Secara alami, landak mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akaran, cabang-cabang tumbuhan muda. Juga, jahe-jahean yang umumnya pahit namun berkhasiat untuk obat.

Selain untuk tujuan perdagangan landak hidup, juga dalam 15 tahun terakhir semakin mewabah warung makan dan restoran di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menawarkan menu ekstrim berbahan daging satwa liar termasuk landak. “Jika hal itu terus terjadi, maka akan mengancam kelestarian landak jawa,” katanya.