Penyu itu kembali ke arah timur dan akhirnya sampai lagi di atol yang dimaksud pada 31 December 2017. Total, dia menempuh 4.619 kilometer dari Diego Garcia sementara jarak garis lurusnya hanya 2.379 kilometer. "Ini adalah contoh tersesat yang paling ekstrem," kata Esteban.
Dari penelitian GPS track itu didapat dugaan kalau navigasi penyu hijau menggunakan peta perasaan yang kasar dan indera kompas magnetik yang masih mentah. Mereka mampu mengira-ngira arah yang tepat dan kemudian menyadari jika mereka berenang terlalu jauh. Kebanyakan penyu yang menyadari berenang terlalu jauh akan memutar padahal tidak ada patokan apapun yang tersedia untuk menuntun mereka di tengah lautan yang luas.
Penyu-penyu itu tidak mengoreksi arah menggunakan arus laut, juga tidak dengan indera penciuman. Tapi sepertinya mereka mengenali tanda-tanda khusus (landmark) di dasar laut dan bisa meluncur langsung ke rumahnya begitu telah memasuki kawasan perairan dangkal di sekitarnya.
Studi ini, kata Esteban, adalah yang pertama yang mengungkap bagaimana bangsa penyu bisa menemukan pulau-pulau yang kecil dalam migrasinya. Studi serupa sebelumnya hanya menunjukkan kalau penyu bepergian ke kawasan-kawasan pantai.