LIPUTAN KHUSUS:

Harimau Sumatera Serang 2 Sapi Warga Aceh Selatan


Penulis : Betahita.id

Dua sapi milik warga Desa Durian Kawan, Kecamatan Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan mati diduga dimangsa harimau sumatera

Biodiversitas

Selasa, 06 Oktober 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Dua sapi milik warga Desa Durian Kawan, Kecamatan Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan mati diduga diserang harimau sumatera (panthera tigiris).

“Di bagian tubuh ternak sapi yang mati ini ditemukan bekas cakaran dan gigitan harimau,” kata Camat Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan, Muriadi S yang dihubungi Antara dari Meulaboh, Minggu malam, 4 Oktober 2020.

Baca juga: Konflik dengan Warga, Harimau Sumatera Kembali ke Habitatnya

Kepala BKSDA Aceh, Agus Rianto, membenarkan kejadian itu. "Kami sudah turunkan tim untuk menghalau harimau agar kembali ke habitatnya. "Kami juga sudah memasang camera trap untuk mengawasi jika harimau kembali mendekati pemukiman," katanya saat dihubungi Betahita, Selasa, 6 Oktober 2020.

Ida, harimau sumatera yang mengalami konflik dengan masyarakat di Aceh, telah dilepasliarkan ke Taman Nasional Gunung Leuser, 22 Juni 2020. Foto: Istimewa

Menurut Muriadi, di sekitar lokasi temuan ternak sapi mati tersebut, dirinya bersama masyarakat juga menemukan bekas tapak kaki harimau yang berjalan menuju ke arah hutan.

Muriadi menambahkan penyebab matinya ternak sapi milik warga di kawasan Desa Durian Kawan, Kecamatan Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan diduga kuat karena adanya konflik antara harimau dan manusia.

Dampaknya, selama ini ternak milik masyarakat di daerah tersebut menjadi sasaran mangsa harimau.

Menurut dia, untuk menghindari adanya hal yang tidak diinginkan, pemerintah setempat juga sudah memberi imbauan kepada warga agar sementara waktu tidak pergi ke kebun yang berdekatan dengan kawasan hutan seorang diri. “Kami minta masyarakat agar tidak sendiri jika ke kebun, karena bisa saja harimau datang lagi untuk mencari makan,” kata Muriadi.

Menurut Agus Rianto, di musim hujan ini harimau agak sulit mendapat mangsa karena binang buruannya biasanya hidup terpecar. "Kalau musim kemarau, mangsa akan berkumpul di sekitar air," katanya. Karena itu, BKSDA mengimbau masyarakat untuk tidak melepas ternak mendekati kawasan hutan.