LIPUTAN KHUSUS:

Malioboro Yogyakarta Akan Bebas Asap Kendaraan


Penulis : Betahita.id

Tujuan wisata paling populer di Yogyakarta, Jalan Malioboro, akan jadi wilayah bebas asap kendaraan

Lingkungan

Kamis, 05 November 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Tujuan wisata paling populer di Yogyakarta, Jalan Malioboro, akan jadi wilayah bebas asap kendaraan. “Kalau harapan saya (wisatawan dan warga) saat masuk ke Jalan Malioboro dan lingkungannya itu ya jalan kaki, seperti kita kalau di luar negeri ” ujar Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Selasa, 3 November 2020.

Sultan berharap wisatawan serta warga di Yogyakarta mulai beradaptasi dengan kondisi Malioboro yang diarahkan menjadi kawasan pedestrian penuh lewat ujicoba bebas kendaraan bermotor.

Selama dua pekan ke depan, yaitu pada 3-15 November 2020, kawasan Malioboro diujicoba bebas kendaraan bermotor. Ujicoba ini diproyeksikan sebagai tahapan terakhir sejak ujicoba pertama menuju pedestrian penuh itu digelar pada 2019.

Dengan kebijakan Malioboro bebas kendaraan bermotor ini, akses langsung pengguna kendaran bermotor pribadi ke titik-titik di Malioboro relatif jadi lebih jauh. Selain itu, kantung parkir yang tersedia tidak ada yang persis di pinggir jalan Malioboro sehingga kerap dinilai jauh.

Malioboro Yogyakarta (/bob.kemenpar.go.id)

Sultan menilai yang jadi persoalan utama Malioboro sulit parkir atau jarak lokasi parkirnya dianggap terlalu jauh karena faktor kebiasaan. Selama ini, orang terbiasa mengakses Malioboro langsung ke titik yang dituju dengan kendaraan pribadi.

“Masalahnya itu, kita ini maunya kalau antar turis maunya sampai (depan) pintu rumah sih, akhirnya ya kesulitan (adaptasi bebas kendaraan),” ujar Sultan.

Saat ini, pemerintah juga memikirkan tentang ketersediaan lahan parkir yang dapat menambah daya tampung kendaraan pribadi saat wisatawan hendak ke Malioboro, terutama kendaraan roda empat dan bus pariwisata. Namun Sultan tak menampik bahwa mencari lahan kosong di sekitar Malioboro sudah sangat sulit. “Tidak mudah untuk mencari ruang kosong di sekitar Malioboro,” ujarnya.

Pihaknya juga tengah mengkaji kemungkinan apakah bus pariwisata ke depan juga masih perlu parkir di dalam kota. “Sebab kalau kunjungan wisata makin banyak, juga akan makin banyak bus yang masuk,” kata Sultan.

Terkait kekhawatiran pedagang kaki lima yang akan mengalami penurunan penghasilan dengan kondisi Malioboro bebas kendaraan bermotor, Sultan mengatakan pihaknya tengah menyiapkan langkah. Salah satunya dengan memanfaatkan ruang baru di bekas hotel Mutiara yang kini telah diambil alih oleh Pemda DIY untuk keperluan display Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan pariwisata.

TEMPO.CO | TERAS.ID