LIPUTAN KHUSUS:
Smelter Freeport Bakal Gerus 12 Ribu Hektare Lahan Halmahera
Penulis : Tim Betahita
PT Freeport Indonesia (PTFI) akan menandatangani kerja sama pembangunan smelter dengan perusahaan asal China bernama Tsingshan Steel.
Tambang
Kamis, 25 Maret 2021
Editor :
BETAHITA.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan PT Freeport Indonesia (PTFI) akan menandatangani kerja sama pembangunan smelter dengan perusahaan asal China bernama Tsingshan Steel. Rencananya, peresmian kerja sama itu akan dilakukan pekan depan.
"Mudah-mudahan saja tidak ada perubahan apa-apa. Minggu depan, kami akan tanda tangan pembangunan smelter di Weda Bay antara Freeport dengan Tsingshan," ujarnya dalam acara Mining Forum CNBC Indonesia, Rabu (24/3).
Ia menuturkan smelter tersebut merupakan fasilitas pemurnian dan pengolahan tembaga. Selain smelter tembaga, Kawasan Industri Weda Bay di Halmahera Tengah telah memiliki smelter nikel yang saat ini telah beroperasi.
"Ada 12 ribu hektare, nanti integrated industry yang ada di sana dan kami harap smelter tembaga ini akan mulai produksi 2023," ucapnya.
Ia menuturkan perusahaan asal China itu telah sepakat untuk memenuhi semua syarat investasi di Indonesia.
"Akhirnya terpaksa Freeport dengan China juga, dan China juga yang mau dan dia nurut pada kami, sehingga ini kalau terjadi akan menjadi bagian dari produksi lithium baterai yang akan kami canangkan terjadi di 2023," ucapnya.
Sebelumnya, Luhut pernah mengungkapkan kerja sama investasi itu mencapai US$2,8 miliar. Nantinya, mineral tembaga akan diolah menjadi cobalt lewat fasilitas pemurnian tersebut. Selain itu, smelter juga akan menghasilkan asam sulfat yang menjadi bahan baku baterai lithium.
"Ini asam sulfat menjadi bahan baku baterai. Di satu sisi, di sana juga ada smelter nikel ore. Kalau ini sesuai rencana, smelter nikel ore sudah jalan maka 2023 kami akan produksi lithium baterai N811," ucap Luhut belum lama ini.