LIPUTAN KHUSUS:

BBKSDA Papua Bujuk Perambah Hutan Cycloop Bertani di Luar Kawasan


Penulis : Sandy Indra Pratama

Pendekatan persuasif itu dinyatakan Sembiring berhasil mengurangi persoalan pembukaan hutan di dalam kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

Hutan

Sabtu, 17 April 2021

Editor :

BETAHITA.ID - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam atau BBKSDA Papua menggandeng masyakarat untuk bermitra dengan polisi hutan melakukan penanaman kembali di Cagar Alam Pegunungan Cycloop, Kabupaten Jayapura, Papua. BBKSDA Papua juga terus mempersuasi perambah hutan Cycloop untuk bertani di luar kawasan cagar alam.

Kepala BBKSDA Papua, Edward Sembiring menyatakan pihaknya juga mengajarkan cara membuat dan menggunakan pupuk organik. “Kami coba melakukan pendekatan persuasif, [agar perambah hutan] bertani di bawah kawasan penyangga [Cagar Alam Cycloop] dan jangan naik ke atas. Itu [kami lakukan] secara personal, kami lakukan melakui desa binaan kawasan konservasi, di mana kami ajarkan bagaimana menggunakan pupuk organik dan pemberdayaan,” kata Sembiring, seperti ditulis kantor berita jubi.

BBKSDA juga mengajak masyarakat perambah hutan untuk membudidayakan tanaman tertentu. Pendekatan persuasif itu dinyatakan Sembiring berhasil mengurangi persoalan pembukaan hutan di dalam kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

“Di Dosay ini ada masyarakat di sana yang di ajarkan untuk membudidayakan tanaman anggrek. Di Buper kita ajarkan masyakarat untuk membuat pertanian organik. Di Bhayangkara, kami suruh mereka menanam tanaman buah seperti matoa di sela-sela kebun nenas,” kata Sembiring.

Foto udara hutan hujan tropis di Tanah Papua. Foto: thegeckoproject

Menurutnya, dengan pendekatan persuasif seperti itu, BBKSDA lebih mudah berkomunikasi dengan perambah hutan. “Sekarang mereka sudah mengerti dan menerima kami. Pola pendekatan itu, BBKSDA tidak bisa sendiri. Perlu ada keterlibatan pemerintah daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Perusahaan Daerah Air Minum, dan dinas lainnya. Tanpa pendekatan seperti itu, persoalan tidak akan pernah selesai,” ujarnya.

Salah satu warga, Nus Murib menyatakan pihaknya juga melakukan kampanye penyelamatan Cycloop di lingkungan Gereja, antara lain dalam sekolah minggu. “Cycloop itu memberikan air bagi semua, entah itu orang pendatang atau Orang Asli Papua. Semua dia kasih [air]. Berarti, menjadi tanggung jawab juga buat kita semua untuk jaga alam. Mari kita sadar diri, mulai menanam, menjaga air dan pohon, agar air itu tetap mengalir,” kata Murib.

JUBI|