LIPUTAN KHUSUS:
Studi: 1 Miliar Mahluk Laut Mati oleh Gelombang Panas
Penulis : Tim Betahita
“Fenomena ini adalah hasil dari suhu yang sangat tinggi di Vancouver ditambah dengan waktu pasang surut yang mengerikan,” ujar Harley, ahli biologi kelautan.
Perubahan Iklim
Minggu, 11 Juli 2021
Editor :
BETAHITA.ID - Para peneliti percaya bahwa lebih dari satu miliar makhluk laut telah mati akibat gelombang panas yang tercatat di Pacific Northwest, belakangan hari ini.
Seorang ahli biologi kelautan dari University of British Columbia, Chris Harley, mengatakan dirinya terkejut ketika berjalan di sepanjang Pantai Kitsilano di Vancouver dan melihat ribuan kerang retak dengan daging di dalamnya. Fenomena itu menandai banyaknya kematian satwa laut baru-baru ini.
“Fenomena ini adalah hasil dari suhu yang sangat tinggi di Vancouver ditambah dengan waktu pasang surut yang mengerikan,” ujar Harley.
Para peneliti melaporkan bahwa selama gelombang panas pada bulan Juni ketika suhu mencapai 40 derajat Celcius lebih di Vancouver, labnya telah mencatat suhu 50 derajat Celcius di sepanjang garis pantai.
Suhu tinggi itu mengekspos krustasea seperti kerang dan tiram. Terekspos pada suhu seperti itu selama lebih dari enam jam ketika air pasang tak membawa mereka kembali ke dalam laut berarti sebuah kematian massal.
Harley menjelaskan, “Kerang terjebak di pantai dan terekspos oleh matahari dalam suhu yang tinggi itu penyebab kematian mereka.”
Bersama kru laboratoriumnya, Harley lantas mencari lebih banyak bukti dan menghitung berapa banyak organisme laut yang mungkin mati di Laut Salish selama gelombang panas minggu lalu. Berdasarkan beberapa perhitungan kasar yang dia lakukan saat berjalan di pantai, Harley memperkirakan jumlahnya setidaknya sekitar satu miliar.
“Jika kita kehilangan beberapa ratus atau beberapa ribu kerang untuk setiap garis pantai utama, itu dengan cepat mencapai jumlah yang sangat, sangat besar,” katanya.
Pada akhirnya, dia menyimpulkan, “kami tidak akan dapat menjaga kelompok pengumpan filter ini di pantai berada di dekat kisaran yang biasa kami gunakan.”