LIPUTAN KHUSUS:

WFP: Kerawanan Pangan Dunia Melonjak 40 Persen


Penulis : Tim Betahita

Di pasar perdagangan internasional, harga pangan dunia naik 33,9% tahun ke tahun di bulan Juni.

Lingkungan

Selasa, 13 Juli 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Program Pangan Dunia PBB (WFP) menyatakan angka kelaparan global melonjak 40% akibat kenaikan harga pangan. Seperti dilaporkan Reuters, pekan lalu, hal itu disampaikan kata Kepala Ekonom WFP Arif Husain.

Menurut Program Pangan Dunia PBB,WFP, kerawanan pangan akut telah melonjak 40% tahun ini karena kenaikan harga pangan baru-baru ini telah memperburuk tekanan yang ada dari konflik, perubahan iklim dan pandemi Covid-19.

Didefinisikan sebagai kekurangan makanan yang mengancam kehidupan, mata pencaharian atau keduanya, kerawanan pangan akut memengaruhi, atau berisiko tinggi memengaruhi, rekor 270 juta orang tahun ini.

“Harga pangan yang tinggi adalah sahabat baru kelaparan. Kami sudah memiliki konflik, iklim, dan Covid-19 yang bekerja bersama. Sekarang harga pangan telah bergabung dengan trio mematikan,” kata Kepala Ekonom WFP Arif Husain.

Imaji dari program Copernicus soal pemanasan yang terjadi di wilayah sekitar Kutub Utara. (European Union, Copernicus Sentinel-3 imagery)

WFP menyatakan rata-rata harga tepung terigu di Lebanon telah meningkat 219% tahun-ke-tahun di tengah percepatan gejolak ekonomi. Sementara harga minyak goreng telah melonjak 440% dibandingkan tahun lalu di Suriah yang dilanda perang.

Di pasar perdagangan internasional, harga pangan dunia naik 33,9% tahun ke tahun di bulan Juni, menurut indeks harga badan pangan PBB, yang mengukur sekeranjang sereal, biji minyak, produk susu, daging dan gula.

Namun, indeks harga pangan jatuh pada bulan Juni versus Mei, penurunan pertama dalam 12 bulan.

Setelah menurun selama beberapa dekade, kelaparan dunia meningkat sejak 2016.

WFP, yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu, mengatakan sekitar 690 juta orang atau 9% dari populasi dunia tidur dalam keadaan lapar setiap malam. WFP bertujuan untuk membantu 139 juta orang tahun ini, operasi terbesar dalam sejarahnya.

REUTERS | Beritasatu