LIPUTAN KHUSUS:
63 Penguin Langka Mati Disengat Lebah
Penulis : Tim Betahita
Spesies burung yang dilindungi ini ditemukan mati di Simons Town, kota kecil di Cape Town yang merupakan rumah bagi koloni penguin itu.
Satwa
Rabu, 22 September 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Sebanyak 63 penguin yang terancam punah mati akibat disengat oleh lebah madu di pesisir pantai Cape Town, Afrika Selatan.
Spesies burung yang dilindungi ini ditemukan mati di Simons Town, kota kecil di Cape Town yang merupakan rumah bagi koloni penguin itu. Dikutip dari CNN, kematian diperkirakan di antara akhir pekan lalu.
Taman Nasional Afrika Selatan mengatakan sampel-sampel penguin mati dikirim ke Yayasan Burung Pesisir Afrika Selatan untuk uji tes penyakit dan toksikologi. Hasil tes tersebut menunjukan adanya bekas sengatan lebah di sekitar mata penguin.
“Setelah melakukan test, kami menemukan sengatan lebah di sekitar mata penguin,” jelas salah satu dokter hewan dan pendiri yayasan, David Robert pada Minggu (19/9).
Sarang lebah banyak ditemukan di Taman Nasional, Cape Town. Namun, para peneliti mengatakan peristiwa lebah menyerang koloni penguin merupakan fenomena yang tidak biasa.
“Ini adalah kejadian yang sangat langka. Kami tidak berharap itu sering terjadi, itu sebuah kegagalan. Ada juga lebah yang mati di tempat kejadian," katanya kepada AFP melalui telepon.
Melansir dari kompas.com, penyelidikan penyebab kematian masih berlanjut karena saat ini sejumlah burung liar terjangkit virus flu burung.
“Kecurigaan pertama kami adalah itu mungkin pemangsa yang telah masuk ke koloni tetapi tidak ada tanda-tanda pemangsaan. Dan kemudian kekhawatiran lain adalah itu bisa jadi wabah penyakit karena saat ini memiliki flu burung di beberapa burung liar, tetapi burung-burung itu tidak menunjukkan gejala yang khas. Tidak ada luka lain jadi kamu mulai menyelidiki dan memikirkan apa itu” jelas manajer riset yayasan, Katta Ludyia pada video.
Penguin Afrika berasal dari pantai Afrika Selatan dan Namibia. Salah satu spesies penguin yang lebih kecil dibandingkan spesies lainnya dengan tanda di badan yang tidak beraturan serta suara yang nyaring.
Spesies ini mengalami penurunan tajam, dari populasi lebih dari satu juta ekor pada abad awal abad ke-20 menjadi hanya 55.000 pada 2020. Termasuk daftar merah Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) yang dalam risiko tinggi kepunahan.
"Penguin-penguin ini ... tidak seharusnya mati seperti itu, mereka sudah berada di ambang kepunahan. Mereka adalah spesies yang dilindungi," ucap Robert.