LIPUTAN KHUSUS:

Perubahan Iklim Serang 14% Terumbu Karang di Dunia


Penulis : Syifa Dwi Mutia

Perubahan iklim menyerang terumbu karang di dunia dan akan lebih banyak lagi yang hilang jika lautan terus memanas, menurut sebuah laporan yang dirilis Selasa lalu.

Perubahan Iklim

Jumat, 08 Oktober 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID - Studi yang dilakukan oleh Global Coral Reef Monitoring Network (GCRMN), sebuah jaringan data global yang didukung PBB, menunjukkan bahwa 14% terumbu karang di dunia  telah hilang sepanjang 2009 hingga 2018, setara dengan sekitar 11.700 kilometer persegi, seluas 2,5 kali lipat area Taman Nasional Grand Canyon.

Terumbu karang tengah menghadapi “krisis eksistensial,” kata para ilmuwan, seiring dengan peningkatan suhu permukaan laut. Laporan tersebut mencakup data selama 40 tahun, di 73 negara, dan 12.000 situs. Lonjakan tajam dalam pemanasan sangat merusak, ini sebuah fenomena yang dikatakan para ilmuwan terkait perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Penelitian tersebut mengamati 10 lokasi bantalan terumbu karang di seluruh dunia dan menemukan bahwa sebagian besar menghilang akibat pemutihan karang. Pemutihan ini terjadi ketika karang berada di bawah tekanan air yang lebih hangat, mereka akan mengeluarkan ganggang warna-warni yang hidup di jaringan tubuh, membuatnya menjadi putih. Satu peristiwa pemutihan yang parah pada 1998 saja membunuh 8% dari karang di dunia, jelas studi tersebut.

Daerah yang paling berdampak adalah Asia Selatan, Australia, Pasifik, Asia Timur, Samudra Hindia Barat, Teluk, dan Teluk Oman.

Ilustrasi kenaikan permukaan air laut yang membanjiri kota pesisir. Foto: Dave/Creative Commons

Penangkapan ikan yang berlebihan, pembangunan pesisir yang tidak berkelanjutan, dan penurunan kualitas air merupakan faktor lain yang menghancurkan terumbu karang.

“Jelas adanya tren yang meresahkan menuju hilangnya karang, dan kami dapat memperkirakan ini akan berlanjut seiring dengan terusnya pemanasan,” jelas Kepala Eksekutif Institut Ilmu Kelautan Australia, Paul Hardisty, dalam sebuah pernyataan yang dibagikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB.

Lautan di dunia telah mengalami pemanasan yang lebih cepat selama seabad terakhir dibandingkan sejak akhir transisi degradasi, sekitar 11.000 yang lalu, jelas Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) dalam sebuah laporan penting pada bulan Agustus.

Sementara terumbu karang menutupi kurang dari 1% dasar laut, mereka menjadi sumber kehidupan bagi lebih dari 25% keanekaragaman hayati laut, termasuk penyu, ikan, dan lobster yang juga mendorong industri perikanan global. Terumbu karang bertanggung jawab atas sekitar $2,7 triliun per tahun dalam barang dan jas, termasuk pariwisata, jelas laporan tersebut.

Terumbu karang yang menutupi kurang dari 1% dasar laut, menjadi pendukung bagi lebih dari 25% keanekaragaman hayati laut, aut, termasuk penyu, ikan, dan lobster yang mendorong industri perikanan global. Setiap tahunnya, terumbu karang berkontribusi $2.7 triliun dalam barang dan jasa, termasuk pariwisata, jelas laporan tersebut.

Para ilmuwan memang menemukan, bagaimanapun, ada sekitar 2% yang pulih di antara terumbu karang pada 2019. Ini menunjukan bahwa terumbu karang dapat bertahan ketika diberi kelonggaran dari pengepungan faktor-faktor yang melawannya. Jika tekanan pada terumbu karang berkurang, mereka dapat berkembang kembali dalam satu dekade ke tingkat sebelum tahun 1998, kata laporan itu.

 

Penulis merupakan reporter magang di betahita.id