LIPUTAN KHUSUS:

Pemanasan Global Dapat Meningkatkan Penyakit Batu Ginjal


Penulis : Tim Betahita

Studi dari Amerika Serikat menunjukkan kenaikan kasus penyakit ginjal setelah melewati hari-hari bersuhu tinggi.

Perubahan Iklim

Rabu, 26 Januari 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Studi terbaru kembali menemukan meningkatnya suhu akibat krisis iklim terhadap kesehatan manusia. Diketahui naiknya suhu turut menyebabkan peningkatan orang yang menderita batu ginjal. Kondisi medis ini diperparah oleh panas dan dehidrasi.

Para peneliti menggunakan dua skenario iklim untuk memperkirakan beban panas dan kelembaban terkait batu ginjal pada akhir abad ini di South Carolina, Amerika Serikat. Saat ini wilayah tersebut memiliki tingkat insiden lebih tinggi dari rata-rata wilayah lainnya. Di negara tersebut, satu dari 10 orang menderita batu ginjal. 

Menurut para peneliti, jumlah kasus akan meningkat antara 2,2% dan 3,9% tergantung pada apakah emisi gas rumah kaca berlanjut pada tingkat saat ini atau berkurang ke tingkat menengah. Jika terus naik, maka biaya kesehatan juga meningkat signifikan.  

Batu ginjal disebabkan oleh endapan keras mineral (mayoritas kalsium) yang berkembang dalam urin pekat yang sangat menyakitkan saat melewati saluran kemih. Jumlah kasus ini telah meningkat selama dua dekade terakhir, terutama di kalangan orang kulit berwarna, wanita, dan remaja.

Ilustrasi perubahan iklim. (Sandy Indra Pratama| Betahita)

Perubahan pola makan dan gaya hidup berkontribusi pada peningkatan kondisi ini, namun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa suhu lingkungan yang tinggi juga meningkatkan risikonya. Diketahui jumlah orang yang berobat karena batu ginjal meningkat setelah hari-hari yang sangat panas ketika risiko dehidrasi berlipat ganda.

“Dengan perubahan iklim, kita tidak sering berbicara tentang dampak pada kesehatan manusia, terutama ketika menyangkut anak-anak," kata Gregory Tasian yang merupakan penulis utama studi tersebut, dikutip The Guardian, Senin (10/1). 

Studi ini diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports. Dalam model skenario pertama, suhu rata-rata akan meningkat sebesar 2,3C pada 2100, dibandingkan dengan 3,6C pada skenario kedua. Hasil dari berbagai studi model iklim menunjukkan suhu rata-rata bisa menjadi 1,1C hingga 5,4C lebih hangat pada akhir abad ini.