LIPUTAN KHUSUS:
Gunung Es Raksasa Lelehkan 1,5 Miliar Ton Air Tawar ke Laut
Penulis : Aryo Bhawono
Luas es mencakup area seluas hampir 6.000 km persegi ketika terpisah dari antartika pada 2017 lalu.
Perubahan Iklim
Selasa, 25 Januari 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Gunung es raksasa atau kerap disebut megaberg, A86, membuang lebih dari 1,5 miliar ton air tawar ke laut pada puncak pencairannya tiap hari. Jumlah ini mencapai 150 kali kebutuhan air semua warga Inggris.
Megaberg A68 saat ini adalah gunung es terbesar di dunia. Luas es mencakup area seluas hampir 6.000 km persegi ketika terpisah dari antartika pada 2017 lalu. Namun pada awal 2021 lalu ukurannya menyusut, sekitar satu triliun ton es telah mencair ke laut.
Itu mencakup area seluas hampir 6.000 km persegi (2.300 mil persegi) ketika melepaskan diri dari Antartika pada 2017. Namun pada awal 2021, itu telah lenyap.
Para peneliti saat tengah mengukur dampak A68 terhadap lingkungan. Tim yang dipimpin Universitas Leeds tengah menelaah semua data satelit untuk menghitung perubahan dimensi raksasa es itu saat bergerak ke utara dari Benua Putih, melalui samudra sisi selatan dan naik ke Atlantik Selatan.
Hal ini memungkinkan kelompok tersebut untuk menilai tingkat pencairan yang bervariasi selama keberadaan megaberg selama tiga setengah tahun.
Salah satu periode penting adalah menjelang akhir, ketika A68 mendekati iklim yang lebih hangat di wilayah seberang Laut Inggris di Georgia Selatan.
Sempat ada kekhawatiran balok raksasa itu akan kandas di perairan dangkal sehingga menghalangi rute pencarian makanan makan jutaan penguin, anjing laut, dan paus. Namun hal itu tidak terjadi. Data yang ditunjukkan tim peneliti menunjukkan A68 kehilangan kedalaman lunas yang cukup untuk tetap bertahan.
"Tampaknya itu sempat menyentuh landas kontinen. Saat itulah gunung itu berbelok dan kami melihat sepotong kecil patah. Tapi itu tidak cukup untuk membuat A68 kandas," ujar peneliti dari Universitas Leeds, Dr. Anne Braakmann-Folgmann, dari kepada BBC News.
Salah satu rekan penulis penelitian, Prof Andrew Shepherd menyebutkan saat kekhawatiran kandasnya gunung es itu, lunas A68 rata-rata 141m, dan bagan batimetri (kedalaman) di daerah itu menunjukkan 150m.
Pada April 2021, A68 telah pecah menjadi fragmen kecil yang tak terhitung jumlahnya dan berada di luar pelacakan. Tetapi dampak ekosistemnya akan bertahan lebih lama. Gunung tabular raksasa, berpuncak datar, sekarang diakui memiliki pengaruh yang cukup besar di mana pun mereka berkeliaran.
Masuknya air tawar ke dalam laut akan mengubah arus lokal. Semua besi, mineral lain, dan bahkan bahan organik yang diambil selama ini kemudian dijatuhkan ke laut. Seluruh hal itu akan menjadi benih produksi biologis.
British Antarctic Survey berhasil menempatkan beberapa robot glider di sekitar A68 untuk memantau kondisi sebelum massa es benar-benar hilang. Data yang diambil dari instrumen ini, meskipun belum sepenuhnya dianalisis, mengungkapkan beberapa fitur menarik, kata ahli kelautan biologi Prof Geraint Tarling.
“Kami pikir ada sinyal yang sangat kuat dalam perubahan flora spesies fitoplankton di sekitar A68, dan juga dalam deposisi material yang sebenarnya ke bagian laut yang lebih dalam. Sensor partikel pada glider menangkap beberapa sinyal deposisi yang sangat kuat. datang dari gunung itu," katanya.
Rincian perubahan bentuk dan aliran air tawar A68 dimuat dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal Remote Sensing of Environment.