LIPUTAN KHUSUS:

Paus Sperma Ditemukan Mati Terdampar di Seram Bagian Timur


Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) ditemukan terdampar di pesisir Pantai Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku, dalam keadaan mati

Biodiversitas

Minggu, 06 Maret 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID - Seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) ditemukan terdampar di pesisir Pantai Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Maluku, dalam keadaan mati dengan luka pada bagian mulut dan sirip.

Bangkai ikan raksasa dengan ukuran 9,40 meter dan lebar 1,97 meter ini, ditemukan warga setempat dalam kondisi mati terdampar di muara sungai Nama Timur. Hewan mamalia ini diduga mati tiga hari lalu sekitar Rabu 1 Maret 2022.

“Kami mendapat laporan dari warga setempat melalui wilayah kerja kami di Bula pada 1 Maret 2022,” kata Kepala Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Ambon Mubarak, dikutip dari Berita Beta, Jumat (4/3/2022).

Setelah mendapat laporan dari Yochni Anwar Idrus, pengawas PSDKP Ambon wilayah kerja Bula, Mubarak langsung memerintahkan personil untuk menuju lokasi penemuan.

Bangkai paus sperma ditemukan terdampar di pesisir Pantai Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Rabu (2/3/2022)./Foto: Humas PSDKP Ambon

“Saya perintahkan personil di sana untuk berkoordinasi dengan masyarakat agar bersama-sama menangani paus yang terdampar tersebut. Sehingga besoknya tanggal 2 Maret anggota saya bersama masyarakat menuju lokasi,” jelasnya.

Dikatakannya, tim PSDKP Ambon Wilayah Kerja Bula berangkat ke lokasi menggunakan sebuah longboat milik masyarakat.

“Tiba di sana kemudian menemukan paus tersebut sedang terdampar. Setelah diukur panjangnya 9,40 meter dan lebar 1,97 meter,” ujarnya.

Saat ditemukan, mulut hewan laut yang juga disebut sebagai paus kepala kotak ini sudah hancur. Pada bagian sirip, juga diduga telah dipotong oleh warga setempat.

“Mulutnya sudah hancur, siripnya juga ada dipotong oleh masyarakat. Entah mau digunakan untuk apa dan dalam keadaan busuk. Kemungkinan sudah meninggal 3 hari.”

Mengingat besarnya ikan tersebut, penanganannya juga dilakukan seadanya. Paus itu tidak dapat dikuburkan, karena tidak terdapat akses masuk alat berat.

“Tidak bisa dikuburkan, mau coba ditarik ke lokasi yang bisa mendatangkan alat berat juga sulit. Akhirnya diputuskan untuk kita menariknya lebih jauh lagi dari pemukiman masyarakat sekitar kurang lebih 8 km,” jelas Mubarok.

Setelah merasa aman dari pencemaran udara bagi permukiman masyarakat di sana, paus tersebut kemudian sedikit ditarik ke tepian, selanjutnya diikat menggunakan tali nilon agar tidak terbawa ombak.

Sekedar diketahui, paus sperma mempunyai 20-26 pasang gigi kerucut pada rahang bawah mereka. Setiap gigi bisa mempunyai berat sampai satu kilogram, karena itu paus sperma sering juga disebut deng paus dengan gigi terbesar.

Dikutip dari wikipedia.org paus sperma, termasuk mamalia yang memiliki muntahan bernilai miliaran. Bentuk dan tekstur muntahan paus atau ambergris seperti bongkahan lilin, yang keluar dari saluran pembuangan kotoran paus yang terdapat pada kepala kotak ikan paus.

Saat muntahan ini keluar, akan muncul bau busuk dan warna hitam. Tepi, setelah didiamkan lama, bau busuk itu akan berubah menjadi bau harum seperti kesturi.

Untuk diketahui, paus sperma, atau juga disebut koteklema dan paus kepala kotak (Physeter macrocephalus) adalah hewan terbesar dalam kelompok paus bergigi sekaligus hewan bergigi terbesar di dunia. Paus ini dinamakan karena bahan putih susu spermaceti yang terdapat pada kepalanya, dan pada awalnya dikira sebagai sperma.

Paus sperma termasuk dalam daftar satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor P.106 Tahun 2018 tentang Tumbuhan dan Satwa Liar yang Dilindungi.

Paus sperma juga masuk dalam daftar merah (Red List) Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam atau International Union for Conservation of Nature (IUCN), dengan status konservasi vulnerable atau rentan.