LIPUTAN KHUSUS:
Spesies Kura-Kura Raksasa Baru Ditemukan di Galapagos
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Spesies baru kura-kura raksasa di Pulau Galapagos ditemukan, berdasarkan hasil tes DNA.
Biodiversitas
Rabu, 16 Maret 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Kementerian Lingkungan Ekuador Spesies mengklaim telah menemukan spesies baru kura-kura raksasa di Pulau Galapagos, setelah tes DNA menemukan hewan yang hidup di satu pulau itu belum tercatat.
Para peneliti membandingkan materi genetik kura-kura yang saat ini hidup di San Cristobal dengan tulang dan cangkang yang dikumpulkan pada 1906 dari sebuah gua di dataran tinggi pulau itu dan menemukan bahwa mereka berbeda.
Penjelajah abad ke-20 tidak pernah mencapai dataran rendah timur laut pulau itu, tempat hewan hidup hari ini, dan sebagai hasilnya, hampir 8.000 kura-kura sesuai dengan garis keturunan yang berbeda dengan apa yang diperkirakan sebelumnya.
"Spesies kura-kura raksasa yang menghuni Pulau San Cristobal, yang sampai sekarang dikenal secara ilmiah sebagai Chelonoidis chathamensis, secara genetik cocok dengan spesies yang berbeda," kata kementerian itu Kamis di Twitter.
Galapagos Conservancy mengatakan dalam sebuah buletin bahwa spesies Chelonoidis chathamensis "hampir pasti punah" dan bahwa pulau itu sebenarnya adalah rumah bagi dua varietas kura-kura yang berbeda, satu hidup di dataran tinggi dan satu lagi di dataran rendah.
Terletak di Pasifik, sekitar 1.000 kilometer (600 mil) di lepas pantai Ekuador, Kepulauan Galapagos adalah kawasan wisata yang dilindungi dan rumah bagi spesies flora dan fauna yang unik. Kepulauan ini digunakan untuk pengamatan ahli geologi dan naturalis Inggris Charles Darwin tentang evolusi.
Menurut Taman Nasional Galapagos, awalnya ada 15 spesies kura-kura raksasa di pulau itu, tiga di antaranya punah berabad-abad lalu. Pada 2019, spesimen Chelonoidis phantastica ditemukan di Pulau Fernandina lebih dari 100 tahun setelah spesies tersebut dianggap punah.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Newcastle di Inggris, Yale di Amerika Serikat, LSM Amerika Galapagos Conservancy dan lembaga lainnya diterbitkan dalam jurnal ilmiah Heredity.
Mereka akan terus memulihkan lebih banyak DNA dari tulang dan cangkang untuk menentukan apakah kura-kura yang hidup di San Cristobal, yang panjangnya 557 kilometer, harus diberi nama baru.