LIPUTAN KHUSUS:
Peran Hutan Pada Iklim Lebih Besar, Tak Hanya Penyimpan Karbon
Penulis : Tim Betahita
Studi terbaru mengungkap, hutan memiliki peran yang jauh lebih besar dalam menstabilkan iklim dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Hutan
Selasa, 29 Maret 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Penelitian terbaru mengungkap bahwa hutan dunia memainkan peran yang jauh lebih besar dan lebih kompleks dalam mengatasi krisis iklim ketimbang yang diperkirakan sebelumnya. Ini karena efek fisiknya yang memengaruhi suhu global dan lokal.
Penelitian sebelumnya telah mengungkap bahwa hutan memiliki fungsi signifikan sebagai penyerap atau spons karbon. Namun data baru yang komprehensif menunjukkan bahwa hutan memberikan manfaat iklim lebih dari sekadar menyimpan karbon, membantu menjaga udara tetap sejuk dan lembab pada jarak dekat maupun jauh. Pasalnya, hutan memiliki kemampuan cara mengubah energi dan air secara fisik.
Studi tersebut, yang merupakan yang pertama menunjukkan dengan tepat manfaat non-karbon dioksida dari hutan yang berbeda, menemukan bahwa kelompok hutan hujan tropis yang membentang di Amerika Latin, Afrika Tengah, dan Asia Tenggara menghasilkan manfaat di skala paling lokal dan global.
Para peneliti dari Amerika Serikat dan Kolombia menemukan bahwa hutan secara keseluruhan menjaga planet ini setidaknya 0.5 Celcius lebih dingin ketika efek biofisik – dari senyawa kimia hingga turbulensi dan pantulan cahaya – digabungkan dengan karbon dioksida.
Di daerah tropis – dari Brazil dan Guatemala hingga Chad, Kamerun dan Indonesia – efek pendinginan lebih dari satu derajat. Singkatnya, memang benar semua hutan memberikan banyak manfaat. Namun, beberapa lebih penting dari yang lain dalam menjaga kestabilan iklim.
“Meskipun semakin banyak bukti bahwa hutan memberikan banyak sekali manfaat iklim, pohon masih dipandang hanya sebagai batang karbon oleh banyak pembuat kebijakan di arena perubahan iklim,” kata Louis Verchot, ilmuwan utama di Pusat Internasional untuk Pertanian Tropis (CIAT).
Studi tersebut ditulis oleh Verchot bersama rekan-rekannya. Terbit dalam jurnal Frontiers in Forests and Global Change, dengan judul The Unseen Effects of Deforestation: Biophysical Effects on Climate.
“Hutan adalah kunci untuk mitigasi, tetapi juga adaptasi,” kata Verchot.
Deforestasi memiliki dampak yang menghancurkan pada keanekaragaman hayati, ketahanan pangan, dan pemanasan global. Sebuah laporan baru-baru ini oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) memperingatkan tentang konsekuensi bencana yang dihadapi umat manusia dengan meningkatnya suhu bumi.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa hutan penting untuk mitigasi dan adaptasi, mendinginkan udara dan melindungi kita dari kekeringan, panas ekstrem, dan banjir yang disebabkan oleh kerusakan iklim.
Pendinginan hutan disebabkan oleh berbagai efek biofisik seperti aspek fisik kayu, daun dan kerapatan pohon, dibandingkan dengan faktor biokimia seperti karbon.
Para peneliti menemukan bahwa hutan memancarkan bahan kimia yang disebut senyawa organik volatil biogenik (BVOCs) yang menciptakan aerosol yang memantulkan energi yang masuk dan membentuk awan – keduanya merupakan efek pendinginan. Sementara mereka juga menyebabkan penumpukan dua gas rumah kaca – ozon dan metana – pada keseimbangan, pendinginan melebihi pemanasan.
Akar yang dalam, penggunaan air yang efisien, dan apa yang disebut kerapatan kanopi juga memungkinkan hutan untuk mengurangi dampak panas yang ekstrem.
Kualitas fisik ini memungkinkan pohon memindahkan panas dan kelembapan dari permukaan bumi tempat kita tinggal, yang secara langsung mendinginkan area lokal dan memengaruhi pembentukan awan dan curah hujan – yang memiliki konsekuensi jauh.
Di daerah tropis, di mana tingkat penyimpanan dan penyerapan karbon hutan paling tinggi, efek biofisik hutan memperkuat manfaat karbon. Dengan kata lain, deforestasi tropis segera meningkatkan panas ekstrem secara lokal dan menurunkan curah hujan regional dan lokal.
"Faktor biofisik tidak mendinginkan planet ini, tetapi mereka mengubah cara kita mengalami panas, dan itu penting," kata Deborah Lawrence, profesor di University of Virginia dan penulis utama.
“Jantung daerah tropis adalah jantung planet ini dan hutan-hutan ini sangat penting untuk kelangsungan hidup kita.”
Perlindungan yang lebih baik, perluasan dan peningkatan pengelolaan hutan dunia dianggap oleh banyak ahli sebagai salah satu solusi berbasis alam yang paling menjanjikan.
Michael Coe, direktur program tropis di Pusat Penelitian Iklim Woodwell dan rekan penulis studi, mengatakan: “Tanpa tutupan hutan yang kita miliki sekarang, planet ini akan lebih panas dan cuacanya lebih ekstrem. Hutan memberi kita pertahanan terhadap skenario pemanasan global terburuk.”