LIPUTAN KHUSUS:

Menteri Sri: Kejahatan Lingkungan Nilainya Mencapai Rp 4 Triliun


Penulis : Tim Betahita

Kejahatan lingkungan berkontribusi negatif pada dua hal, yakni perputaran uang ilegal dan kerusakan lingkungan yang berakibat fatal pada perubahan iklim.

Lingkungan

Jumat, 01 April 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kejahatan lingkungan masuk tiga besar kegiatan kriminal yang menghasilkan uang secara ilegal dalam jumlah yang sangat besar.

Menurut Sri, nilai uang yang dihasilkan dan dicuci (money laundring) mencapai 281 juta dollar AS, setara dengan Rp 4,01 triliun (kurs Rp 14.300 per dollar AS).

Sri menuturkan, kejahatan lingkungan berkontribusi negatif pada dua hal, yakni perputaran uang ilegal dan kerusakan lingkungan yang berakibat fatal pada perubahan iklim.

"Kejahatan di bidang lingkungan mencapai 281 juta dollar AS. Ini tidak hanya dari sisi kejahatannya yang nilainya besar, namun juga kerusakan lingkungan yang terjadi," kata Sri Mulyani dalam acara PPATK 3rd Legal Forum di Jakarta, Kamis (31/3), seperti dikutip dari Kompas.com.

Dari ketinggian tampak hutan yang dibabat oleh PT PNM di Jayapura./Foto: Yayasan Pusaka Bentala Rakyat

Wanita yang karib disapa Ani ini menuturkan, uang yang dihasilkan dari kegiatan merusak lingkungan itu jauh lebih cepat dibanding pertumbuhan ekonomi dunia yang berkisar 5-7 persen.

Kegiatan kejahatan lingkungan ini meliputi penebangan liar (illegal logging), pencurian ikan (illegal fishing), dan pertambangan liar (illegal mining). "Tidak ada batas negara atau disebut borderless. Karena biasanya illegal fishing, illegal logiing, dan lain-lain dilakukan di negara A, penadahnya di negara B, dijual, dan profitnya dicuci di negara C. Ini adalah borderless operation," jelas Ani.

Akibatnya, negara yang menjadi tempat kegiatan ilegal ini mengalami kerusakan lingkungan. Sedangkan uang dari hasil kegiatan itu justru mengalir ke negara lain untuk dicuci melalui sektor keuangan formal maupun non formal.

"Oleh karena itu, kerja sama internasional menjadi sangat penting. Financial Action Taskforce menyampaikan bahwa para pelaku kejahatan lingkungan mencuci hasil kejahatan mereka melalui sektor keuangan, bisa formal, bisa informal," tutur dia.

Sebagai informasi, selain kejahatan lingkungan, narkotika menjadi kegiatan kriminal yang berkontribusi paling besar pada kegiatan pencucian uang. Total uang yang dihasilkan dalam kegiatan tersebut mencapai 344 miliar dollar AS.

Kemudian diikuti oleh kegiatan produksi dan perdagangan barang-barang palsu dengan total uang mencapai 288 miliar dollar AS. Untuk menghentikan kegiatan tersebut, industri keuangan perlu mengenal lebih dekat nasabah dan pelanggannya.

"Kalau pencucian uang dilakukan dalam sektor keuangan, maka praktek dalam sektor keuangan mengenai KYC (know your customer) sangat penting dan menjadi standar untuk kegiatan di bidang lingkungan," kata Ani.