LIPUTAN KHUSUS:
NOAA: Jumlah Metana di Atmosfer Naik Dua Tahun Berturut-turut
Penulis : Kennial Laia
NOAA menemukan bahwa jumlah gas rumah kaca metana terus meningkat selama dua tahun terakhir. Membahayakan perubahan iklim.
Perubahan Iklim
Jumat, 08 April 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Metana, gas rumah kaca yang berbahaya, disebut mengalami rekor peningkatan konsentrasi di atmosfer selama dua tahun berturut-turut. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) telah mengonfirmasi temuan ini pada Kamis, 7 April 2022.
Metana, penyumbang terbesar kedua pemanasan global setelah karbon dioksida, dihasilkan oleh aktivitas produksi, transportasi, dan penggunaan bahan bakar fosil. Gas ini juga berasal dari pembusukan bahan organik di lahan basah, dan sebagai produk sampingan dari pencernaan ruminansia seperti sapi di pertanian.
"Data kami menunjukkan bahwa emisi global terus bergerak ke arah yang salah dengan kecepatan tinggi," kata administrator NOAA Rick Spinrad dalam rilis resmi, Kamis, 7 April 2022.
Menurut NOAA, peningkatan tahunan metana atmosfer selama tahun 2021 berjumlah 17 bagian per miliar (ppb). Kenaikan ini terbesar yang tercatat sejak pengukuran sistematis dimulai pada 1983.
Sepanjang 2021, tingkat metana atmosfer rata-rata 1.895,7 ppb, atau sekitar 162 persen lebih tinggi dari tingkat pra-industri. "Kita tidak bisa lagi menunda tindakan mendesak dan efektif yang diperlukan untuk mengatasi penyebab masalah, yaitu polusi gas rumah kaca," kata Spinrad.
Diperkirakan sekitar 30 persen metana berasal dari produksi bahan bakar fosil. Sementara itu, tingkat karbon dioksida terus meningkat pada tingkat historis yang tinggi.
NOAA menemukan bahwa rata-rata permukaan global untuk karbon dioksida selama 2021 adalah 414,7 bagian per juta (ppm), meningkat 2,66 ppm dibandingkan rata-rata tahun 2020.
Tingkat karbon dioksida atmosfer sekarang sebanding dengan 4,3 juta tahun yang lalu, selama zaman pertengahan Pliosen. Pada saat itu, permukaan laut sekitar 75 kaki (23 meter) lebih tinggi dari hari ini. Suhu rata-rata 4C lebih tinggi dari masa pra-industri, dan hutan besar menempati wilayah Kutub Utara.
Pada zaman tersebut, metana jauh lebih sedikit. Namun sekitar 25 kali lebih kuat ketimbang karbon dioksida dalam memerangkap panas di atmosfer.
"Waktu tinggal atmosfer" metana adalah sekitar sembilan tahun, dibandingkan dengan ribuan tahun untuk karbon dioksida. Oleh karena itu, mengendalikan metana sangat penting untuk mempengaruhi laju perubahan iklim dalam waktu dekat.
Metana juga berkontribusi pada pembentukan ozon di permukaan tanah, yang pada gilirannya merupakan bahan utama dalam kabut asap dan memiliki efek berbahaya pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Penelitian metana NOAA sebelumnya menunjukkan bahwa sumber biologis metana—seperti lahan basah—adalah pendorong utama peningkatan metana pasca-2006.