LIPUTAN KHUSUS:
Jepang Setujui Pelepasan Air Limbah Radioaktif Fukushima
Penulis : Aryo Bhawono
Masyarakat dan negara tetangga masih khawatir tentang potensi bahaya kesehatan dari pelepasan air limbah yang mengandung tritium.
Nuklir
Sabtu, 21 Mei 2022
Editor : Raden Ariyo Wicaksono
BETAHITA.ID - Regulator nuklir Jepang menyetujui rencana melepaskan air limbah radioaktif pembangkit nuklir Fukushima yang rusak ke laut pada tahun depan. Lembaga ini menyatakan pengolahan dan metode yang digunakan untuk menguraikan air tersebut aman dan hanya menimbulkan risiko lingkungan yang minimal.
Dikutip dari AP News, Tokyo Electric Power Company Holdings mengajukan rencana pelepasan air limbah radioaktif ini pada bulan Desember. Perusahaan ini mengantongi keputusan pemerintah Jepang untuk melepaskan air limbah sebagai langkah membersihkan sekaligus penghentian pembangkit.
Sistem pendingin pembangkit nuklir Fukushima hancur saat gempa bumi dan tsunami menerjang kawasan Jepang pada 2011. Akibatnya tiga reaktor runtuh dan melepaskan sejumlah besar radiasi. Air yang digunakan untuk mendinginkan tiga inti reaktor rusak itu, yang tetap mengandung radioaktif, telah bocor dan dikumpulkan serta disimpan dalam tangki.
Masyarakat dan negara tetangga masih khawatir tentang potensi bahaya kesehatan dari pelepasan air limbah yang mengandung tritium, produk sampingan produksi tenaga nuklir, dan kemungkinan karsinogen pada tingkat tinggi.
Pemerintah dan TEPCO mengatakan lebih dari 60 isotop yang dipilih untuk penanganan sehingga limbah dapat memenuhi standar keamanan, kecuali tritium, jika diencerkan. Para ilmuwan mengatakan dampak paparan dosis rendah jangka panjang terhadap lingkungan dan manusia tidak diketahui, dan tritium dapat memiliki dampak lebih besar pada manusia bila dikonsumsi dalam ikan daripada di air.
Ketua otoritas nuklir Jepang, Toyoshi Fuketa, mengatakan rencana tersebut dibuat secara konservatif sehingga dampak radiasi terhadap lingkungan bisa masih di bawah batas hukum jika ada risiko yang dapat dipikirkan.
Berdasarkan rencana, TEPCO akan mengangkut air yang telah diolah di bawah tingkat yang dapat dilepas melalui pipa dari tangki ke fasilitas pantai, di mana air diencerkan dengan air laut.
Kemudian air akan memasuki terowongan bawah laut untuk dibuang pada titik sekitar 1 kilometer dari pabrik. Jarak ini untuk memastikan keamanan dan meminimalkan dampak pada penangkapan ikan lokal dan lingkungan, menurut TEPCO.
Rencana tersebut akan resmi dijalankan setelah tinjauan publik selama 30 hari. Formalitas ini diperkirakan tidak akan membatalkan persetujuan.
Lampu hijau datang ketika Direktur Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/ IAEA)Mariano Grossi yang tiba di Jepang untuk bertemu dengan pejabat tinggi guna membahas rencana, yang telah mendapat perhatian internasional.
Fuketa akan bertemu dengan Grossi setelah kunjungan direktur IAEA ke pabrik Fukushima pada hari Kamis dan pertemuan dengan pejabat Jepang lainnya.
Pemerintah dan TEPCO berencana untuk mulai melepaskan air olahan secara bertahap pada musim semi 2023.
Air yang terkontaminasi disimpan di sekitar 1.000 tangki di pabrik yang rusak, yang menurut para pejabat harus dipindahkan agar fasilitas dapat dibangun untuk penonaktifannya. Tangki tersebut diharapkan mencapai kapasitasnya sebesar 1,37 juta ton tahun depan, lebih lambat dari perkiraan awal akhir tahun ini.
Jepang telah meminta bantuan IAEA untuk memastikan pelepasan air memenuhi standar keamanan internasional, dan untuk meyakinkan nelayan lokal dan komunitas lain serta negara-negara tetangga yang mengkritik tajam rencana tersebut.
Sebuah tim ahli dari IAEA mengunjungi pabrik pada bulan Februari dan Maret untuk pertemuan dengan pemerintah Jepang dan pejabat TEPCO. Pada akhir April lalui, sebuah laporan gugus tugas mengatakan Jepang membuat kemajuan signifikan pada rencana pelepasan air limbah radiasi Fukushima dan mengambil langkah-langkah yang tepat menuju pelepasan yang direncanakan.