LIPUTAN KHUSUS:

Membuang Ikan Mas Koki Membahayakan Satwa Liar


Penulis : Aryo Bhawono

Ikan mas koki memiliki nafsu makan besar, kemampuan hidup di udara dingin, dan menjelajah jauh sehingga membahayakan satwa liar lain.

Ekologi

Kamis, 26 Mei 2022

Editor : Raden Ariyo Wicaksono

BETAHITA.ID -  Jika ikan mas koki mulai kehilangan kilaunya selama masa lockdown, pikirkan dua kali sebelum membuangnya ke sungai atau selokan. Makhluk ini mungkin memiliki penampilan polos namun nafsu makan mereka yang rakus, kemampuan hidup di suhu dingin, dan kebiasaan menjelajah lebih jauh dibandingkan dengan spesies asli, dapat menjadi bencana besar bagi satwa liar setempat.

Penelitian baru menunjukkan ikan mas mengkonsumsi lebih banyak dari ikan yang sebanding di perairan Inggris, makan lebih banyak dibanding ikan invasif lainnya, dan juga lebih agresif berhadapan dengan spesies pesaing lainnya.

Hal itu berarti ikan mas koki menimbulkan ancaman tiga kali lipat, menurut Dr James Dickey dari Queen's University Belfast, penulis utama studi tersebut.

“Tidak hanya mereka tersedia, tetapi mereka menggabungkan selera yang tak terpuaskan dengan perilaku berani,” katanya seperti dikutip dari The Guardian

Kondisi sungai di tengah pemukiman padat penduduk di Tulungagung./Foto: ANTARA/HO - Joko Purnomo.

Sementara, kata dia, iklim Eropa utara sering menjadi penghalang bagi spesies non-asli yang bertahan hidup di alam liar. Ikan mas koki diketahui toleran terhadap kondisi dingin dan dapat menimbulkan ancaman nyata bagi keanekaragaman hayati asli di sungai dan danau, memakan sumber daya yang bergantung pada spesies lain. 

Studi ini tidak dapat mengukur apakah lebih banyak ikan mas koki yang dilepaskan ke alam liar oleh pemilik hewan peliharaan yang membeli ikan baru selama lockdown. Tetapi laporan ini menunjukkan dampak buruk bisa terjadi.

“Sementara penelitian kami tidak fokus pada apakah masalah ini semakin buruk sejak lockdown, ada alasan untuk percaya bahwa ini, atau setidaknya akan, terjadi,” kata Dickey.

Ia menyebutkan baru-baru ini ada berita tentang ikan lele Amazon yang dilepas ditemukan di Glasgow ketika lockdown, hal ini mungkin terkait. 

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal NeoBiota pada hari Rabu, meneliti dua spesies ikan yang paling umum diperdagangkan di Irlandia Utara: ikan mas koki, yang merupakan spesies invasif di seluruh dunia, dan ikan the white cloud mountain minnow (tanichthys albonubes/ ikan zebra hongkong), yang belum banyak melakukan invasi. Kedua spesies tersebut adalah anggota keluarga ikan mas dan berasal dari Asia Timur.

Para peneliti membuat metode baru untuk menilai dan membandingkan dampak kedua spesies dengan melihat ketersediaan, tingkat pemberian makan, dan perilaku. Dengan standar ini, ikan mas koki jauh mengungguli ikan zebra hongkong, dan terbukti mampu mendatangkan malapetaka pada populasi satwa liar asli di kolam, sungai, dan selokan Inggris.

Ikan mas koki memangsa berudu dan ikan kecil lainnya saat dilepaskan ke perairan Inggris, hal ini mengganggu ekosistem alami.

Di Amerika Serikat, ikan mas koki telah ditemukan tumbuh hingga panjangnya lebih dari 30 cm di beberapa saluran air karena kemampuan mereka untuk beradaptasi.

Banyak pemilik hewan peliharaan merasa mereka bertindak secara manusiawi dengan melepaskan ikan mas mereka ke alam liar, tetapi Dickey memperingatkan bahwa hal itu justru berakibat merusak.

Cara lain untuk membatasi kerusakan, menurut penelitian, adalah kesediaan toko hewan peliharaan menyimpan lebih banyak spesies alternatif yang tidak menimbulkan risiko invasif seperti itu.

Ikan mas berisiko tinggi, kata Dickey, membatasi ketersediaan (spesies, seperti ikan mas koki) dapat menekan potensi dampak buruk. 

“Di samping melakukan pendidikan pada pemilik hewan peliharaan, yang lebih baik adalah solusi untuk mencegah penyerbu yang merusak berkembang di masa depan,” sarannya.

Menurutnya membuang ikan yang tidak diinginkan ke toilet juga tidak boleh. Namun dia mengatakan beberapa toko hewan peliharaan akan mengambil ikan kembali, meskipun biasanya tidak dengan pengembalian uang.