LIPUTAN KHUSUS:
Orca yang Tersesat di Sungai Seine Perancis Diputuskan Dibunuh
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Demi mengakhiri penderitaan, seekor paus pembunuh (Orcinus orca) yang sakit dan tersesat di Sungai Seine Perancis diputuskan akan dieutanasia.
Biodiversitas
Selasa, 31 Mei 2022
Editor : Kennial Laia
BETAHITA.ID - Seekor paus pembunuh (Orcinus orca) yang sakit dan tersesat di Sungai Seine Perancis diputuskan akan dieutanasia--tindakan untuk mengakhiri dengan sengaja kehidupan makhluk yang sakit, setelah rencana untuk membimbingnya ke laut gagal dilakukan. Para ilmuwan menyimpulkan paus tersebut tengah kesakitan akibat sakit parah yang diderita.
Orva sepanjang 4 meter yang teridentifikasi berkelamin jantan ini pertama kali terlihat di muara Sungai Seine pada 16 Mei 2022 lalu, di antara Pelabuhan Le Havre dan Kota Hinfleur di Normandia, sebelum kemudian berenang puluhan mil ke bagian hulu, mencapai barat Kota Rouen.
Setelah dilakukan pertemuan dengan ilmuwan nasional dan internasional, termasuk spesialis mamalia laut, perfektur setempat telah mencoba memandu paus itu kembali ke laut dengan menggunakan wahana tanpa awak atau drone yang mengeluarkan suara orca.
Tetapi respon yang diberikan paus itu terhadap rangsangan suara ini tidaklah menentu dan tidak jelas, menurut pihak otoritas prefektur wilayah maritim Seine, dalam sebuah pernyataan. Berdasarkan rekaman, paus itu mengeluarkan suara yang terdengar mirip dengan panggilan darurat.
"Upaya untuk membawa kembali paus ke laut telah gagal. Dan untuk mencegah menambahnya tingkat stres, keputusan dibuat untuk menghentikann intevensi di malam hari," kata pihak prefektur.
Para ilmuwan meninjau gambar dan data dari intervensi kemudian menyimpulkan bahwa mamalia itu menderita mucormycosis, atau jamur hitam, penyakit yang terlihat pada paus di Amerika Utara, tetapi belum diamati di Eropa.
Setelah menginfeksi kulit hewan yang lemah, penyakit ini dapat menyebar ke jantung, paru-paru dan otak, yang menjelaskan perilaku disorientasi paus, kata prefektur tersebut. Ia menambahkan, dalam kasus ini penyakit itu tampak berada pada stadium lanjut dan menyebabkan paus menderita.
"Dalam kondisi ini, kelompok ahli menyimpulkan dengan suara bulat bahwa satu-satunya solusi yang mungkin adalah menidurkan hewan itu untuk mengakhiri penderitaannya dan juga untuk melakukan analisis lanjutan dari penyakit yang dideritanya," ujar prefektur itu.
Banyak para ahli dari Kantor Keanekaragaman Hayati Prancis (OFB) serta LSM Sea Shepherd terlibat dalam operasi penyelamatan yang gagal itu.