LIPUTAN KHUSUS:

Lahan Basah Buatan Dapat Pulihkan Lingkungan


Penulis : Aryo Bhawono

Beberapa tumbuhan air yang tumbuh lahan basah buatan berfungsi mengakumulasi bahan pencemar logam seperti besi, tembaga, mangan, dan lain sebagainya.

Ekosistem

Kamis, 23 Juni 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Lahan Basah Buatan mampu kurangi limbah domestik sehingga dapat memulihkan kerusakan lingkungan. Hal ini terungkap dari hasil kajian tim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 

Kajian ini dilakukan melalui pemetaan manfaat dari constructed wetland (lahan basah buatan) di Taman Kehati Indramayu. Hasil analisis laboratorium terhadap sampel air, sedimen dan tumbuhan air di Rawa Taman Kehati Indramayu, terbukti mampu mengurangi pencemaran akumulasi dari lingkungan sekitarnya. 

“Hal ini juga membuktikan bahwa lahan basah dengan vegetasi airnya, berfungsi sebagai penjernih alami air limbah,” ujar Peneliti Konservasi Keanekaragaman Hayati BRIN Hendra Gunawan seperti dikutip dari website Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Beberapa tumbuhan air yang tumbuh di taman tersebut berfungsi mengakumulasi bahan pencemar logam seperti besi, tembaga, mangan, dan lain sebagainya. Tanaman itu diantaranya Typha angustifolia, teratai ungu (Nymphaea nouchali), teratai putih (Nymphaea alba), kangkung air (Ipomoea aquatic), eceng gondok (Eleocharis dulcis), dan tapak dara air (Ludwigia Adscendens

Tanaman puspa menjadi tanaman kunci di TN Way Kambas. Pohon ini resisten terhadap api. Dok Tim kolaborasi Betahita-Mongabay Indonesia

Hendra menjelaskan Taman Kehati Indramayu tersebut masih terhubung dengan laut Jawa dan juga dengan saluran buangan air limbah domestik permukiman di sekitarnya. Hal ini menunjukkan metode Constructed Wetland (Lahan Basah Buatan) sangat ideal untuk mengurangi limbah domestik.

Ahli Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB, Irdika Mansyur menyebutkan lahan basah buatan yang diintegrasikan dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal domestik dan taman kehati, merupakan program Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian LHK. Integrasi ini dilakukan untuk pemulihan kerusakan lingkungan melalui peningkatan kualitas air dan peningkatan kualitas tutupan lahan.

Mekanisme dalam lahan basah buatan adalah mengendapkan partikel tersuspensi yang terdiri dari filtrasi dan presipitasi kimawi melalui kontak antara air buangan dengan substrat (tanah, pasir, kerikil pendukung tanaman); adsorpsi dan ion exchange pada lapisan permukaan tanaman, substrat, sedimen, dan litter; penguraian dan transformasi pollutant oleh mikroorganisme dan tanaman; penyerapan dan proses transformasi nutrien oleh tumbuhan dan mikrorganisme; serta proses makan dan kematian secara alami dari bakteri pathogen.