LIPUTAN KHUSUS:

Tuntut Keadilan Tiga Korban Semeru Jalan Kaki Lumajang-Jakarta


Penulis : Aryo Bhawono

Mereka menuntut pemerintah untuk menertibkan penambang pasir di kali Regoyo yang menyebabkan permukiman terkena dampak parah karena aliran lahar erupsi.

Tambang

Jumat, 01 Juli 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Tiga warga korban erupsi Gunung Semeru, pada Desember 2021 lalu, melakukan aksi jalan kaki dari Lumajang ke Jakarta. Ketiganya ingin mengadu ke Presiden Joko Widodo karena aktivitas tambang memperparah dampak erupsi. 

Tiga peserta aksi jalan kaki itu berasal dari Desa Sumber Wuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, yakni Nur Holik (41), Masbud (36), dan Pangat (52). Mereka singgah di Tugu Yogyakarta pada Rabu (29/6/2022), sebelum melanjutkan perjalanan ke arah Jakarta. 

Aksi jalan kaki Lumajang-Jakarta dilakukan demi mengadukan aktivitas tambang pasir di Kali Regoyo yang diduga menjadi penyebab aliran banjir lahar dingin Gunung Semeru pada 2021 menerjang desanya. 

"Ini semua berawal dari oknum penambang yang membuat tanggul melintang untuk menghambat aliran air," ujar dia seperti dikutp dari Liputan6.com.

Ilustrasi tambang pasir besi./Foto: Antara

Oknum perusahaan penambang pasir melakukan penanggulan di Kali Regoyo pada 2019 untuk menghambat dan menampung pasir yang terbawa aliran sungai.

Tanggul dibuat melintang selebar sungai dengan ketinggian hingga 4 meter, sama dengan ketinggian tanggul pengaman banjir pada sempadan sungai yang dulu dibangun oleh pemerintah era Presiden Soeharto pada 1970.

Selain membangun tanggul, lanjut Nur Holik, oknum perusahaan penambang yang beroperasi di Kali Regoyo juga membangun kantor di tengah daerah aliran sungai (DAS).

Pada Februari 2021 atau jauh sebelum terjadi erupsi Gunung Semeru, menurut dia, warga Desa Sumber Wuluh telah beberapa kali mengadu ke Pemkab Lumajang dan aparat keamanan karena khawatir dampak penanggulan itu.

Namun demikian tidak ada tindak lanjut dari Pemkab Lumajang hingga akhirnya pada 4 Desember 2021 Gunung Semeru mengalami erupsi dan material pasir lahar dingin menimbun Desa Sumber Wuluh.

"Erupsi kemarin sebagai bukti kekhawatiran kami yang tidak pernah digubris sehingga banyak sekali korban jiwa dan kerusakan lingkungan yang begitu parah," ujar dia.