LIPUTAN KHUSUS:

Tragedi Mutilasi di Papua Mengundang Reaksi Dewan HAM PBB


Penulis : Tim Betahita

Nada Al-Nashif, acting Komisioner Tinggi HAM PBB di hadapan sidang Dewan HAM PBB, bicara soal tragedi mutilasi.

Hukum

Kamis, 15 September 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Tragedi pembunuhan dan aksi mutilasi yang dilakukan sejumlah anggota TNI bersama warga sipil di Timika beberapa waktu lalu mengundang reaksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Nada Al-Nashif, acting Komisioner Tinggi HAM PBB di hadapan sidang Dewan HAM PBB, Senin lalu mengatakan mendapat laporan tentang kekerasan yang semakin intensif di Provinsi Papua dan Papua Barat.

“Di wilayah Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat) di Indonesia, kami mendapat laporan tentang kekerasan yang semakin intensif, termasuk bentrokan antara pasukan keamanan Indonesia dan kelompok-kelompok bersenjata yang mengakibatkan korban sipil dan korban jiwa yang tidak diketahui jumlahnya serta pengungsian internal,” kata Nada dalam pernyataan umumnya saat membuka sesi ke-51 Sidang Dewan HAM PBB.

Nada juga mengatakan ia menerima laporan terbaru tentang pembunuhan dan mutilasi yang terjadi di Timika, Papua.

ilustrasi kekerasan. (Pixabay.com)

“Saya terkejut dengan laporan baru-baru ini tentang potongan-potongan tubuh empat warga sipil asli Papua yang ditemukan di luar Timika di Provinsi Papua Barat pada tanggal 22 Agustus,”

Nada mencatat upaya awal Pemerintah untuk menyelidiki, termasuk penangkapan setidaknya enam personel militer. Namun ia berharap upaya ini ditindaklanjuti dengan penyelidikan yang menyeluruh, tidak memihak dan independen.

“Mereka yang bertanggungjawab harus dimintai pertanggungjawabannya,” kata Nada.

Arnold Lokbere, Rian Nirigi, Elemaniel Nirigi dan Atis Tini hilang sejak tanggal 22 Agustus 2022. Empat hari kemudian, masyarakat Kampung Tipagu, di Timika menemukan jasad Arnold Lokbere di sungai sekitar kampung Tipagu. Jasad almarhum ditemukan dalam keadaan tanpa kepala dan tanpa kaki.

Sehari setelah jasad Arnold Lokbere ditemukan, Pale bersama keluarga korban lainnya menemukan jasad Elemaniel Nirigi di sekitar lokasi penemuan jasad Arnold Nirigi. Elemaniel juga ditemukan tanpa kepala dan kaki.

Pelaku pembunuhan dan mutilasi ini diketahui kemudian adalah enam orang anggota TNI dan empat orang warga sipil. Mereka adalah APL alias Jeck, DU, R, dan RMH. Sedangkan personel TNI AD berdinas di Brigif 20/Kostrad, yakni Mayor Hf, Kapten Dk, Praka Pr, Pratu Ras, Pratu Pc, dan Pratu R.