LIPUTAN KHUSUS:

Seekor Paus Pilot Mati Terdampar di Perairan Raja Ampat


Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Belakangan paus tersebut diketahui jenis paus pilot atau pilot whale.

Biodiversitas

Sabtu, 29 Oktober 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID - Seekor paus berukuran besar ditemukan terdampar dalam kondisi mati di perairan Distrik Misool Utara, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Belakangan paus tersebut diketahui jenis paus pilot atau pilot whale.

Bangkai paus ini ditemukan oleh masyarakat nelayan dan anggota tim penjaga laut kawasan konservasi Misool Utara binaan Yayasan Nazaret Papua. Direktur Yayasan Nazaret Papua, Tri Kurnia Goram mengaku belum mengetahui penyebab kematian paus tersebut.

Tri bilang paus terdampar itu ditemukan pada 25 Oktober 2022 kemarin. dan belum dievakuasi karena bangkai mamalia laut itu terlalu besar. Bangkai paus ini masih berada di lokasi antara Tanjung Fedoom dan telum Motlol Misool Utara.

"Tadi setelah menerima laporan dari penjaga laut saya langsung melaporkan kepada Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) Kementerian Kelautan dan Perikanan di Kota Sorong," ujarnya, dikutip dari Antara.

Kondisi bangkai paus yang mati dan terdampar di perairan Misool Utara Kabupaten Raja Ampat ./Foto: Antara/ HO- Tim Penjaga Laut Misool Utara

Pihaknya juga sudah melaporkan penemuan bangkai paus ini kepada Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLUD UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kepulauan Raja Ampat untuk ditangani.

Sebab menurutnya, sepanjang 2022 ini sudah ada dua paus mati terdampar di wilayah Misool Utara. Sebelumnya sekitar Mei lalu juga terdapat paus mati terdampar di wilayah ini.

Sub Koordinator Pendayagunaan dan Pelestarian Loka PSPL Sorong, Hendrik Sombo mengatakan paus yang mati terdampar di Misool Utara itu adalah jenis pilot whale. Ia mengatakan, terdapat tiga metode penanganan yang bisa dilakukan pada bangkai mamalia tersebut, yakni penguburan, pembakaran dan penenggelaman.

Khusus untuk area yang terdekat dengan kota, pihaknya merekomendasikan penguburan, karena alat berat masih mudah di dapat serta masih mudah untuk mengakses lokasi. Sedangkan untuk metode penenggelaman, tim akan membutuhkan kapal, pemberat, jaring dan pengikat yang biasanya juga agak sulit didapatkan di area-area perairan.

Tapi ada satu metode yang mudah diterapkan, yakni dekomposisi alami. Metode dekomposisi alami diambil jika tiga metode tadi sulit diterapkan. Prosesnya perlu mendapat persetujuan dari masyarakat dan tim penanganan, dan lokasi yang dipilih dipastikan jauh dari pemukiman dan aktivitas masyarakat seperti aktivitas memancing, atau berkebun.

"Bangkai bisa ditambatkan di pantai dan diupayakan diikat di daerah vegetasi, sehingga tidak mudah dihanyutkan oleh ombak dan arus," kata Hendrik.