LIPUTAN KHUSUS:

Perubahan Iklim akan Picu Krisis Kemanusiaan pada 2023


Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh International Rescue Committee (IRC), perubahan iklim akan mempercepat krisis kemanusiaan di seluruh Dunia pada 2023.

Perubahan Iklim

Senin, 19 Desember 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID - Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh International Rescue Committee (IRC), perubahan iklim akan mempercepat krisis kemanusiaan di seluruh Dunia pada 2023 mendatang. Itu akan menambah masalah yang ditimbulkan oleh konflik bersenjata dan kemerosotan ekonomi.

Lembaga masyarakat sipil yang berbasis di New York dan dipimpin oleh mantan politis Inggris David Miliband itu menandai, jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan telah meroket dalam dekade terakhir, mendekati 339,2 juta dibandingkan pada 2014 yang hanya 81 juta.

Perubahan iklim adalah salah satu faktor utama yang mempercepat keadaan darurat kemanusiaan. IRC mencatat, terlepas dari kenyataan bahwa 20 negara dalam daftar pantauan daruratnya--seperti Haiti dan Afghanistan--hanya berkontribusi 2 persen terhadap emisi CO2 global.

"Tahun 2022 telah menunjukkan bahwa peran perubahan iklim dalam mempercepat krisis kemanusiaan global tidak dapat disangkal," catat laporan tersebut.

Seorang ayah mendorong putranya di dalam sebuah kotak di jalan yang digenangi banjir rob di Pekalongan, Jawa Tengah. Dok Greenpeace

Ini menunjuk pada rekor periode hujan yang panjang, yang telah membawa bencana kerawanan pangan ke Somalia dan Ethiopia, dan menewaskan ribuan orang di Pakistan.

IRC juga menandai perlunya lebih berinvestasi secara proaktif dalam pencegahan dan mitigasi perubahan iklim.

Sementara itu, kerawanan pangan sudah merajalela karena meningkatnya konflik serta krisis ekonomi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina dan pandemi virus corona. Selain itu, kesenjangan antara kebutuhan kemanusiaan dan pembiayaannya telah berkembang menjadi defisit global sebesar USD27 miliar per November 2022.

"Para donor gagal merespons secara proporsional. Hasilnya adalah masyarakat yang terkena dampak krisis tidak dapat mengakses layanan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup, memulihkan, dan membangun kembali," kata laporan itu.

Studi tersebut--berjudul "Daftar Pantauan Darurat 2023"--juga menyoroti bahwa jumlah orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka telah meningkat menjadi lebih dari 100 juta hari ini, naik dari 60 juta pada 2014, dengan Venezuela di antara yang terbesar.

REUTERS